Surabaya Butuh Peta Bencana

jpnn.com, SURABAYA - Pemkot Surabaya belum memiliki peta bencana. Karena itu, panitia khusus (pansus) rancangan peraturan daerah (raperda) rencana detail tata ruang kota (RDTRK) bakal membahas secara khusus ketahanan bencana.
Hal itu dilakukan setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merilis data bahwa Surabaya dilalui sesar atau patahan aktif.
Yang sudah terdeteksi saat ini adalah Sesar Kendeng. Patahan itu memanjang dari perairan Flores hingga Semarang.
Ada juga Sesar Waru di perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Patahan tersebut berpotensi menimbulkan gempa hingga 6,5 skala Richter (SR).
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Eri Cahyadi menerangkan bahwa data dari pemerintah pusat belum detail.
Karena itu, pihaknya berencana menggandeng pakar kebumian dan bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
''Koordinat pastinya mana saja masih belum detail. Karena itu, perlu penelitian lebih lanjut dengan ITS,'' kata alumnus ITS tersebut.
Eri menyatakan, menetapkan zona bencana pada RDTRK dinilai penting.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merilis data bahwa Surabaya dilalui sesar atau patahan aktif yang berpotensi gempa.
- Ratusan Warga Muslim Tewas akibat Gempa Bumi di Myanmar
- Gempa Bumi Kembali Terjadi di Myanmar Hari Ini
- Indonesia Berangkatkan Pasukan Misi Kemanusiaan Gempa ke Myanmar
- TNI AL Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk Operasi Kemanusiaan Korban Gempa Bumi di Myanmar
- Indonesia Pastikan Siap Membantu Myanmar dan Thailand Menangani Dampak Pasca-Gempa Bumi
- BAZNAS Siapkan Bantuan untuk Korban Gempa Myanmar