Surabaya Lombok
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
jpnn.com - LAUTKU tenang, Alhamdulillah.
Kapalku besar, Alhamdulillah.
Tak seayun pun gelombang sepanjang malam, Alhamdulillah.
Tidurku nyenyak, Alhamdulillah.
Kalaupun ada kekurangan di perjalanan laut Surabaya-Lombok ini hanya satu. Kekurangan kecil: lauk untuk berbuka puasa ketinggalan.
Saat menuju pelabuhan Tanjung Perak, kami memang berhenti di Jalan Perak Barat. Ada warung Padang rasa Aceh di pinggir jalan. Dua jam lagi saatnya berbuka puasa: hari ke-28. Sepanjang Ramadan belum pernah merasakan nasi Padang.
Istri masuk warung itu: minta dibungkuskan nasi, rendang, kikil, sayur nangka daun ketela, ayam goreng. Kami pun naik ke kapal: besar sekali –untuk ukuran kapal ferry. Panjangnya 160 meter.
"Siapkan mental naik tangga kapal," kata saya kepada istri. Kuatkan lutut. Dia pun minta digandeng.