Surabaya Lombok

Oleh: Dahlan Iskan

Surabaya Lombok
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - LAUTKU tenang, Alhamdulillah.

Kapalku besar, Alhamdulillah.

Tak seayun pun gelombang sepanjang malam, Alhamdulillah.

Baca Juga:

Tidurku nyenyak, Alhamdulillah.

Kalaupun ada kekurangan di perjalanan laut Surabaya-Lombok ini hanya satu. Kekurangan kecil: lauk untuk berbuka puasa ketinggalan.

Saat menuju pelabuhan Tanjung Perak, kami memang berhenti di Jalan Perak Barat. Ada warung Padang rasa Aceh di pinggir jalan. Dua jam lagi saatnya berbuka puasa: hari ke-28. Sepanjang Ramadan belum pernah merasakan nasi Padang.

Baca Juga:

Istri masuk warung itu: minta dibungkuskan nasi, rendang, kikil, sayur nangka daun ketela, ayam goreng. Kami pun naik ke kapal: besar sekali –untuk ukuran kapal ferry. Panjangnya 160 meter.

"Siapkan mental naik tangga kapal," kata saya kepada istri. Kuatkan lutut. Dia pun minta digandeng.

Apa boleh buat, saya hanya makan nasi dan bumbu rendang. Istri makan sayur nangka. Rupanya istri tadi minta tambahan bumbu rendang. Bumbunya ada, rendangnya...

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News