Surabaya Siap Jadi Ikon Wisata Nasional
jpnn.com - SURABAYA – Hujan tidak menjadi penghalang warga metropolis untuk menikmati momen spektakuler Parade Budaya dan Bunga 2014, Minggu (4/5). Ribuan penonton memadati Jalan Tugu Pahlawan–Jalan Tunjungan–Jalan Gubernur Suryo–Jalan Yos Sudarso, hingga Taman Surya. Mereka terpukau dengan penampilan 72 peserta pawai.
Pesta Parade Budaya dan Bunga 2014 dimulai pukul 13.00 di Kantor Gubernur Jawa Timur dan dilepas langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Turut hadir Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Wardhana beserta jajaran pejabat pemkot lain. Mereka melepas para peserta dengan paskibraka yang membawa bendera Merah Putih dan bendera Surabaya.
Pawai semakin atraktif dengan disajikannya permainan egrang oleh Komunitas Egrang Surabaya. Mereka unjuk kebolehan dengan kostum Punokawan. Tidak hanya itu, gemuruh pasukan drum band dari Akademi Angkatan Laut (AAL) juga mengiringi Parade Budaya dan Bunga tersebut.
Para peserta pawai memamerkan mobil hias terbaik mereka. Masing-masing membawa cerita budaya sendiri. Ada yang mengusung rumah joglo. Ada yang membawa burung garuda raksasa, kerajaan Kediri, hingga mengusung konsep flora dan fauna. Mereka juga membawa pasukan untuk beratraksi budaya di hadapan masyarakat yang dilintasinya.
Saat peserta parade finis di Taman Surya, Risma –sapaan wali kota Surabaya– menyambut mereka satu per satu. Meski saat itu hujan, peserta dan penonton yang mencapai ribuan orang sama sekali tidak terpengaruh. ’’Tahun ini peserta Parade Budaya dan Bunga jauh lebih banyak daripada tahun lalu. Sambutan dari daerah lain juga sangat bagus,’’ kata Risma. Dia berharap HUT tahun ini bisa membuat masyarakat Surabaya lebih bekerja keras untuk menyongsong masa depan yang cerah.
Kemeriahan event perayaan HUT Ke-721 Surabaya itu membawa kekuatan sendiri bagi seluruh warga metropolis. Selain menampilkan ikon-ikon budaya Surabaya, hajat besar tersebut mendapat dukungan dari berbagai daerah. Mereka ikut memeriahkan Parade Budaya dan Bunga tersebut.
Misalnya, Makassar yang saat itu menampilkan tarian empat etnis yang melambangkan kebesaran etnik di wilayah Sulawesi Selatan. Antara lain, Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Begitu juga Purwakarta yang menampilkan budaya tari genyek, yang memiliki ide dasar dari nyere (lidi) untuk mengusir roh halus. Mereka tampil ala lelembut, mulai tuyul hingga genderuwo. Beberapa kota seperti Bantul, Kediri, Tulungagung, Sampang, Tapanuli, dan Waringin Timur juga ikut memeriahkan.
Selain jumlah peserta jauh lebih banyak, konsep acara yang mengusung Tradisional, Fantastik, dan Etnik itu benar-benar menonjolkan ikon Surabaya. Mulai pertunjukan tarian Surabaya, prosesi pengantin pegon, hingga penampilan pelajar Surabaya dalam 94 busana fantasi.
SURABAYA – Hujan tidak menjadi penghalang warga metropolis untuk menikmati momen spektakuler Parade Budaya dan Bunga 2014, Minggu (4/5). Ribuan
- Pj Bupati Mimika Perintahkan Perbaikan Fasilitas RS Waa Banti Tembagapura
- Bupati Mimika Jelaskan Terkait Demo Aliansi Pemuda Amungme soal Perekrutan CPNS
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Dapat Bantuan 500 Kg Ikan Segar
- Muhammad Musa'ad Tegaskan ASN Pelayan Masyarakat, Bukan Bos yang Minta Dilayani
- Romadhan Jadi Tersangka Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi, Sebuah Fakta Terungkap