Surat untuk Angelina, Tere, Meutya, Nurul, Vena, Eko, Wanda, Primus Cs
Selasa, 12 Mei 2009 – 08:11 WIB
SEORANG kawan bercanda bahwa Pemilu 2009 mirip “banjir politik.” Sebagaimana galibnya banjir, selalu membawa perubahan. Tak sia-sia pepatah yang berbunyi, sekali banjir datang sekali tepian berubah. Nah, penghuni gedung DPR di Senayan maupun DPRD di daerah juga dilanda “banjir” hebat. Sedikitnya, 70% penghuni DPR adalah wajah baru, dan hanya 30% wajah lama. Banjir ini memang bermula karena keputusan Mahkamah Konstitusi yang bagai membuka pintu air, sehingga air bah menerobos. Yakni, di saat MK memutuskan bahwa keterpilihan seseorang ditentukan berdasarkan suara terbanyak, dan bukan daftar nomor urut yang diajukan partai politik (parpol).
Seraya menunggu nama-nama anggota DPR dan DPRD terpilih, sudah disebut-sebut banyak tokoh kawakan DPR yang tak lagi terpilih. Mungkin, di antaranya adalah Agung Laksono, Ferry Mursidan Baldan, Nursyahbani Kacasungkana dan sebagainya.
Baca Juga:
Sebaliknya, dari sejumlah nama baru tersebut, sebagian di antaranya adalah para artis dan selebritis. Misalnya, Tere Pardede, Meutya Hafidz, Eko Patrio, Vena Melinda, Dery Sudrajat, Primus dan sebagainya.
Baca Juga: