Surat untuk Angelina, Tere, Meutya, Nurul, Vena, Eko, Wanda, Primus Cs

Surat untuk Angelina, Tere, Meutya, Nurul, Vena, Eko, Wanda, Primus Cs
Surat untuk Angelina, Tere, Meutya, Nurul, Vena, Eko, Wanda, Primus Cs
Budiman Sudjatmiko yang meski bukan artis    tapi sempat juga menjadi selebritis, ternyata juga berubah. Iko, begitu ia disapa, sejauh yang saya kenal adalah seorang yang radikal dan bersikap nonkompromi tanpa ampun. Dimusuhi dan sangat dicari Orde Baru, sehingga terkenal dan dijuluki tokoh kiri. Padahal, dalam sejarahnya, soal kiri adalah soal tempat duduk parpol di parlemen Prancis.

Namun semenjak bergabung di PDIP, ia banyak berubah. Tak seradikal dulu dalam paradigma dan aksi penampilan. Substansinya ia jaga dengan aplikable yang moderat. Dulu malah jika berbicara sangat cepat sehingga kadang artikulasinya tak jelas. Kini ia bisa bicara runtut, artikulatif dan sistematis.

Secara tekstual saja, anggota DPR itu adalah ”wakil rakyat.” Bukan “atasan rakyat.” Selama ini apa gerangan yang terjadi? Banyak contoh tak enak. Misalnya, gayanya saja sudah lain. Cara berbusana, naik mobil, gaya hidup, dan kadang ada yang mendadak main golf, ngobrol di hotel dan kafe dan melupakan para pencontreng.

Banyak terkabar bahwa ada anggota DPR yang malah mengurus proyek ini itu di daerah jika bujetnya dari APBN. Lalu, kisah komisi dan korupsi belakangan ketahuan serta berurusan dengan KPK.

SEORANG kawan bercanda bahwa Pemilu 2009 mirip “banjir politik.” Sebagaimana galibnya banjir, selalu membawa perubahan. Tak sia-sia pepatah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News