Surat untuk Angelina, Tere, Meutya, Nurul, Vena, Eko, Wanda, Primus Cs
Selasa, 12 Mei 2009 – 08:11 WIB
Termasuk untuk menggolkan jabatan seseorang, entah di BPK, Bank Indonesia, BUMN, eselon dua departemen, ada anggota DPR yang keciprat rejeki tak jelas. Termasuk pula cerita pemekaran daerah menjadi “obyekan” yang membuat pencontreng kelak menjatuhkan hukuman di hari Pemilu.
Jika berkunjung ke daerah, menginapnya saja di hotel berbintang yang terbaik di kota itu. Ada saja mobil mewah yang menjadi kenderaannya, entah siapa pula yang memasilitasinya. Padahal, tanpa embel-embel sebagai “wakil rakyat”, mustahil segala kenikmatan itu bisa terjadi.
Kisah-kisah lama ini menjadi modal berharga bagi anggota DPR baru. Terserah Anda untuk memilih: mengulanginya atau tampil sebagai “wakil rakyat” sejati. Jika Anda mengulangi sesuatu yang salah dari anggota DPR lama, maka bersiap-siaplah menerima vonis sosiologis tersebut. Jika tak percaya, coba saja! (*)
SEORANG kawan bercanda bahwa Pemilu 2009 mirip “banjir politik.” Sebagaimana galibnya banjir, selalu membawa perubahan. Tak sia-sia pepatah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi