Suro
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Sebagian besar masyarakat Jawa masih mempercayai bahwa malam satu Suro adalah malam istimewa dengan nilai mistis yang tinggi.
Di berbagai daerah banyak ritual tradisional memperingati Tahun Baru Jawa sekaligus Islam ini.
Di lingkungan Keraton Surakarta dan Yogyakarta, beragam ritual dan kirab digelar. Ramai dan semarak.
Namun, karena tahun ini musim pagebluk maka kemeriahan itu tidak tampak.
Tradisi malam 1 Suro berawal di era Sultan Agung.
Ketika itu, masyarakat masih mengikuti sistem penanggalan tahun Saka warisan tradisi Hindu.
Adapun Kesultanan Mataram Islam sudah menggunakan sistem kalender Hijriyah Islam.
Sultan Agung yang ingin memperluas ajaran Islam di tanah Jawa berinisiatif memadukan kalender Saka dengan kalender Hijriah menjadi kalender Jawa.
Tradisi malam satu Suro berawal di era Sultan Agung. Ketika itu, masyarakat masih mengikuti sistem penanggalan warisan tradisi Hindu.
- Sambut Tahun Baru Islam, BAZNAS RI Gelar Mujahadah dan Doa Bersama Mustahik
- Peringati Tahun Baru Islam, BPIP dan TNI AD Gelar Lomba Kampung Pancasila
- Ribuan Warga Kotawaringin Timur Meriahkan Pawai Taaruf Sambut Tahun Baru Islam
- Ribuan Warga Menghadiri Pawai Obor Peringati Tahun Baru Islam di Kota Bogor
- Tegas, AKBP Agus Larang Konvoi Pesilat Saat Peringatan Suroan di Madiun
- Julukan Hujjatul Islam untuk Rocky Gerung