Surplus Neraca Dagang Turun, Defisit Transaksi Melebar
Menurut Agusman, perkembangan neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal kedua secara keseluruhan masih menunjukkan terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian.
’’BI terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait dengan kebijakan bank sentral AS dan faktor geopolitik yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan,’’ ujarnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, kinerja perdagangan migas masih dipengaruhi harga komoditas.
Harga komoditas mengalami kenaikan saat ini sehingga defisit diharapkan bisa mengecil.
’’Kuartal ketiga defisit bisa di 1,9–2 persen,’’ tutur Josua.
Namun, defisit sampai akhir 2017 diperkirakan mencapai 1,7 persen dari PDB. Defisit neraca jasa travel juga diprediksi menurun.
’’Defisit transaksi berjalan sampai akhir tahun bisa lebih kecil,’’ tandasnya. (rin/c14/sof)
Defisit transaksi berjalan pada kuartal kedua 2017 tercatat USD 5 miliar atau setara dengan 1,96 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Redaktur & Reporter : Ragil
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara
- Pemerintah Sebar Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
- Sambut Natal & Tahun Baru, BI Menyediakan Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun
- Malam-malam, KPK Menggeledah Kantor BI, Ada Kasus Korupsi Apa?
- BI Melaporkan Utang Indonesia Menurun, Berikut Perinciannya
- PLN IP Bersama BI Perluas Pemanfaatan Limbah Uang Kertas Sebagai Bahan Bakar di PLTU