Surplus Neraca Perdagangan Tertinggi Sejak November 2012
jpnn.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada Agustus tahun ini.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan mengalami surplus USD 1,72 miliar.
Surplus itu tertinggi sejak November 2012 yang mencapai USD 1,8 miliar.
Pada Agustus lalu, total nilai ekspor mencapai USD 15,21 miliar dan nilai impor USD 13,49 miliar.
’’Ini bisa dipahami karena ekspor naik, sedangkan impor turun,’’ jelas Kepala BPS Suhariyanto, Jumat (15/9).
Tingginya kinerja ekspor pada Agustus dipengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas nonmigas, terutama batu bara, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), kernel oil, karet, tembaga, dan logam lainnya.
Meski begitu, ada juga beberapa komoditas nonmigas yang turun harga. Misalnya, kedelai, beras, dan jagung.
’’Komoditas migas maupun nonmigas sama-sama mengalami kenaikan secara month-to-month. Untuk ekspor migas, ada kenaikan 9,61 persen jika dibandingkan dengan Juli. Ekspor nonmigas naik 11,93 persen daripada Juli,’’ papar Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.
Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada Agustus tahun ini.
- BPS Optimistis Pasar Otomotif Indonesia Pada 2025 Masih Bisa Bertumbuh
- Penduduk Miskin di DKI Jakarta Menurun, Sebegini Jumlahnya
- 49 Bulan Berturut-turut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus, Tren Positif Berlanjut
- Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Indonesia Diperkirakan Lebih Baik
- NTP Nasional Naik 1,09 Persen di Agustus 2023, 4 Komoditas Ini Pendorongnya
- Ganjar Bikin Pertumbuhan Ekonomi Jateng Naik di Triwulan II 2023