Survei Indikator: Opini Publik soal Ekonomi Vs Kesehatan Berubah Drastis
jpnn.com, JAKARTA - Publik mulai merasa khawatir dengan kondisi perekonomian Indonesia pada masa pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19). Publik pun meminta pemerintah lebih memprioritaskan masalah perekonomian pada masa pandemi.
Hal itu diketahui setelah lembaga Indikator membeber survei berjudul 'Perubahan Opini Publik Terhadap COVID-19: dari Dimensi Kesehatan ke Ekonomi?'.
Dalam survei Indikator per Juli 2020, sebesar 47,9 persen responden meminta pemerintah memprioritaskan masalah perekonomian bangsa.
Angka itu meningkat pesat jika dibandingkan survei Indikator Mei 2020. Tercatat hanya 33,9 publik yang menginginkan pemerintah lebih mengurusi ekonomi.
"Di bulan Mei yang meminta masalah perekonomian diprioritaskan, cuma 33,9 persen. Sekarang 47,9 persen," ucap Direktur Eksekutif Indikator Politim Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan resmi secara virtual, Selasa (21/7).
Di sisi lain, survei Indikator Juli 2020 menyatakan bahwa sebesar 45,0 persen responden meminta pemerintah lebih mengurusi kesehatan.
Namun, angka itu menurun daripada keinginan responden pada Mei 2020. Kala itu, sebesar 60,7 persen responden menginginkan pemerintah lebih mengurusi kesehatan.
"Misalnya di bulan Mei yang meminta agar masalah kesehatan diprioritaskan 60,7 persen. Di bulan Juli, tinggal 45 persen. jadi ada perbedaan sangat tajam selama dua bulan terakhir," ucap Burhanuddin.
Survei Indikator memperlihatkan perubahan dalam opini publik mengenai ekonomi vs kesehatan di masa pandemi COVID-19
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru