Survei Nasional Ungkap Pandangan Warga Australia soal Menikah dan Punya Anak

Di antara mereka yang berusia 18-29 tahun, ada peningkatan sebesar 11 poin persentase dalam keyakinan jika pernikahan sudah ketinggalan zaman.
Untuk kelompok usia 30-39 tahun, ada lompatan hingga 10 poin.
Secara keseluruhan, lebih dari separuh responden, yakni 51 persen, tidak setuju pernikahan sudah ketinggalan zaman dan 20 persen sisanya netral atau menjawab "tidak tahu".
'Satu dan cukup'
Amirah Shah, yang pindah dari Singapura ke Australia dan memiliki latar belakang India-Pakistan, mengatakan dirinya yang sudah berusia 34 tahun masih "jauh dari proses memilik anak".
Dia dan suaminya sudah menikah secara Islam awal tahun ini, sehingga dia mengatakan "di mata Tuhan dan masyarakat" dia dianggap sudah menikah.
Dia mengatakan orang tuanya ingin dia memiliki pendidikan dan karir yang baik, tapi di saat yang sama ada "banyak tekanan dan kekecewaan bagi orang tuanya, karena mereka benar-benar ingin punya cucu".
Amirah yang bekerja sebagai psikoterapis di Brisbane tersebut mengaku tahu jika punya anak membuat hidup lebih memuaskan, tapi ia tak ingin punya lebih dari satu anak.
"Saya tidak ingin yang lebih muda merasa meraka dirugikan karena belum tentu saya bisa memenuhi seperti yang diberikan kepada anak yang lebih besar," katanya.
Apakah warga Australia butuh anak untuk kepuasan hidup? Survei nasional Australia Talks menemukan kebanyakan orang di Australia mengatakan tidak
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen