Survei Pilkada Kota Malang: Belum Ada yang Aman

Survei Pilkada Kota Malang: Belum Ada yang Aman
Survei Pilkada Kota Malang: Belum Ada yang Aman. Radar Malang/JPNN.com

Menurut Hasan, ada tiga kemungkinan jika pendukung tidak loyal tersebut dipengaruhi tim lawan. Yakni, mengalihkan dukungannya ke paslon lain, memilih golput, atau tetap.

”Yang bisa mengubah sikap pemilih tidak loyal adalah figur paslon dan program yang ditawarkan kepada masyarakat,” tambah dosen Ilmu Politik UB itu.

Untuk itu, Hasan menyarankan timses (tim sukses) masing-masing paslon mengampanyekan program yang sesuai kebutuhan masyarakat. Khususnya, kebutuhan calon pemilih tidak loyal yang menjadi sasaran.

Sebaliknya, timses yang ingin mempertahankan basis dukungan agar tidak berkurang, sebaiknya memahami kondisi pendukung. Sesuai hasil survei dengan responden merata di lima kecamatan, masing-masing cawali mempunyai keunggulan di mata pendukungnya. Nanda –panggilan Ya’qud Ananda Gudban– misalnya, disukai pendukungnya karena sikapnya ramah dan piawai mendekati masyarakat. Banyak di antara responden yang mendukung Nanda merasa dekat secara pribadi. Dua keunggulan tersebut paling menonjol, meski ada beberapa kelebihan lainnya.

Sementara untuk incumbent Moch. Anton, keunggulannya yang paling menonjol di mata pendukungnya adalah popularitas dan pengalamannya di pemerintahan. Para pendukung wali kota (nonaktif) itu menjatuhkan pilihannya karena Anton paling populer. Di lain pihak, Sutiaji dinilai jujur, bersih, dan tidak tersangkut kasus korupsi.

Dalam kesempatan itu, Hasan juga mengungkapkan adanya pergeseran perilaku pemilih. Sebelum tahun 2009, perilaku pemilih bisa dipengaruhi tokoh tertentu. Misalnya, ketua RT, lurah, camat, termasuk tokoh masyarakat. Tapi, setelah tahun 2009, masyarakat lebih suka mengenal langsung calon pemimpinnya.

”Maka, strategi yang pas adalah blusukan. Tentu, programnya juga harus bagus,” kata Hasan.

Seperti diberitakan, survei Prodi Ilmu Politik FISIP UB mengungkap elektabilitas pasangan Sae tertinggi dengan angka 28,3 persen. Lawannya, pasangan Asik memperoleh 26,5 persen, dan Menawan 8,8 persen. Sisanya, sekitar 4 persen, tidak memilih, dan 32,5 persen tidak menjawab pertanyaan yang diajukan tim survei.

Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Brawijaya menggelar survei Pilkada Kota Malang, Jawa Timur pada April 2018

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News