Survei Pilkada Kota Malang: Belum Ada yang Aman

Survei Pilkada Kota Malang: Belum Ada yang Aman
Survei Pilkada Kota Malang: Belum Ada yang Aman. Radar Malang/JPNN.com

Di lain pihak, pakar politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Wahyudi Winarjo MSi mempunyai pandangan berbeda.

”Strong voters (pemilih loyal) juga masih bisa dipengaruhi isu fundamental. Misalnya, track record calon atau isu SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan),” kata Wahyudi.

Dia mencontohkan pilgub DKI Jakarta 2017 lalu. Mulanya, cagub Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selalu unggul dalam setiap survei. Belakangan suaranya rontok setelah diterpa isu SARA, yakni penistaan agama.

Wahyudi menambahkan, masyarakat Malang masih menunggu perkembangan kasus dugaan korupsi pembahasan APBD-P 2015 yang menyeret Anton dan Nanda. Kata dia, masyarakat masih bertanya apakah kasus tersebut nantinya juga akan menyeret Sutiaji atau tidak.

”Dalam banyak diskusi, masyarakat masih bertanya apakah Wakil Wali Kota Malang (nonaktif) 2013–2018 (Sutiaji) juga akan terseret,” jelasnya.

Sementara terkait hasil survei Prodi Ilmu Politik UB, Wahyudi menyebut validitas survei bisa dipertanggungjawabkan asalkan tidak ada penggiringan. Survei independen dengan motif ingin mengetahui saja, menurutnya, dekat dengan kebenaran.

”Kadang terjadi bias dalam penetapan responden. Surveyor tidak taat metodologi, meremehkan petunjuk metodologi, asal dapat hasil. Ini yang tidak boleh,” kata wakil direktur II Pascasarjana UMM itu.

Terpisah, juru bicara timses Menawan Dito Arief menegaskan, pihaknya sudah diinstruksikan untuk kembali ke partai masing-masing. Untuk diketahui, partai pengusung Menawan adalah PDIP, Hanura, PAN, PPP, dan didukung Nasdem.

Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Brawijaya menggelar survei Pilkada Kota Malang, Jawa Timur pada April 2018

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News