Surya dan Ical Mainkan Politik Orba
Senin, 28 September 2009 – 20:53 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit menilai gaya berpolitik yang dipakai oleh dua kandidat Ketua Umum Partai Golkar masing-masing Surya Paloh dan Aburizal Bakrie ternyata tidak lepas dari cara-cara yang dipakai Orde Baru. Ical (sapaan akrab Aburizal Bakrie), secara tidak langsung menggunakan iklan untuk mempengaruhi pemilik suara, sementara Surya Paloh menggunakan survey LSI untuk menggenjot populeritasnya. "Dua-duanya tindakan mereka jelas tidak cerdas karena membutuhkan biaya yang sangat luar biasa. Tapi itu bisa berlangsung terus karena sesuai dengan kultur Golkar," ujar Arbi.
"Lihat saja, kedua kubu saling klaim telah mendapatkan dukungan mayoritas dari DPD I dan II. Dan ini cocok betul dengan kultur Golkar di era Orde Baru yang serba pragmatis dan transaksional materialistis dalam berebut posisi," kata Arbi Sanit, di Jakarta, Senin (28/9).
Baca Juga:
Dengan saling klaim, lanjutnya, ini justru yang diuntungkan adalah DPD I dan DPD II selaku pemilik suara. Nilai transaksional mereka tentunya akan membaik secara signifikan. Dan ini sudah berlangsung puluhan tahun lalu.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit menilai gaya berpolitik yang dipakai oleh dua kandidat Ketua Umum Partai Golkar
BERITA TERKAIT
- Ketua MRP Papua Barat Daya: Jangan Golput, Pastikan Pesta Demokrasi Aman dan Lancar
- Fisip UPNVJ Bahas Masa Depan Jakarta setelah Ibu Kota Pindah
- Jeffry Rahawarin-Abdul Keliobas Disebut Pemimpin Baik untuk Maluku Rumah Besar yang Sejahtera
- Apel Siaga Patroli Pengawasan Masa Tenang Pilkada Serentak 2024 Digelar di Rohil
- ASN Kota Bogor Diingatkan Jaga Netralitas Menjelang Pilkada
- Di Hadapan Menhan-Panglima TNI, Legislator Bicara Kasus di Sumut, Prajurit Jangan Terpancing