Susah Tidur? Cobalah Terapi Ini
jpnn.com - Orang dengan insomnia harus mencoba konseling sebelum mereka beralih ke pil, yang sering membawa efek samping yang berbahaya. Konseling khusus bisa bekerja bahkan jika Anda tidak suka melakukannya.
"Bukti ini cukup kuat bahwa terapi perilaku kognitif sangat efektif. Ia bekerja. Ini tahan lama dan memiliki potensi untuk mengurangi biaya untuk sistem perawatan kesehatan," kata presiden dari American College of Physicians, Dr. Wayne Riley, seperti dilansir laman NBC.
Riley mengatakan kelompoknya melakukan penelitian yang telah berlangsung selama 10 tahun dan melihat efek dari terapi perilaku kognitif dan intervensi lain dalam hal memperbaiki tidur untuk pasien yang memiliki insomnia kronis.
Antara 6 persen dan 10 persen orang dewasa AS mengalami insomnia yang cukup serius untuk dianggap sebagai gangguan klinis.
" Insomnia lebih sering terjadi pada wanita dan orang dewasa yang lebih tua dan bisa terjadi secara independen atau disebabkan oleh penyakit lain," kata tim pedoman Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ), yang dipimpin oleh Dr. Amir Qaseem.
" Orang dengan gangguan ini sering mengalami kelelahan, fungsi kognitif yang buruk, gangguan mood dan kesusahan atau gangguan fungsi pribadi," jelas Qaseem.
Tapi pil tidur tidak bekerja dengan baik dan membawa risiko. Satu studi menemukan bahwa obat pil tidur termasuk Ambien dan Restoril bisa melipatgandakan risiko seseorang dari kecelakaan mobil.
The Food and Drug Administration mengatakan obat tetap dalam aliran darah pada tingkat yang cukup tinggi untuk mengganggu mengemudi yang meningkatkan risiko kecelakaan mobil. Untuk itu diperlukan keputusan untuk menurunkan dosis yang dianjurkan.
Tapi terapi, meskipun memakan waktu dan berpotensi mengganggu, hal ini bisa berhasil mengatasi pasien insomnia.
" Terapi perilaku kognitif di awal sulit dilakukan tetapi jika Anda sering melakukannya maka ini akan memberikan pengaruh positif pada Anda. Orang-orang dengan insomnia lebih mungkin untuk mengalami depresi. Mereka lebih cenderung memiliki masalah kognitif," kata Dr. Judith Owens dari Rumah Sakit Anak di Boston.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kata Pakar soal BPA pada Galon Polikarbonat, Mitos atau Fakta?
- Majukan Brand Lokal Indonesia Melalui Panggung Hybrid Fashion Show
- Herbalife Kampanyekan Pentingnya Asupan Protein, Dorong Hidup Sehat
- 5 Manfaat Air Perasan Jeruk Nipis, Bantu Cegah Serangan Penyakit Ini
- Chief Human Capital Officer ACC Raih Indonesia Most Powerful Women Awards 2024
- 6 Manfaat Air Rebusan Pare Campur Madu, Bikin Diabetes Ambyar