Susahnya Teliti Gelatin agar Tak Masuk Neraka

Susahnya Teliti Gelatin agar Tak Masuk Neraka
PANDUAN - Dewan Penasehat LPPOM MUI Nadratuzzaman Hosen menunjukkan buku panduan menentukan halal-haram MUI. Foto: Zulham Mubarak/Jawa Pos.
"Kami ini diamanatkan oleh ratusan juta muslim di Indonesia. Jadi, ketika mulai bekerja, kami berkomitmen harus berani masuk neraka. Artinya, kami siap bertanggung jawab kepada Allah jika dalam analisis kami terjadi kesalahan," paparnya. "Tapi, Insya Allah, saya yakin bahwa selama ini kami telah bekerja semaksimal mungkin," lanjutnya.

Di bagian lain, Direktur Eksekutif LPPOM MUI Lukmanul Hakim menambahkan bahwa saat ini dirinya memiliki 75 personil auditor yang sangat profesional. Selain memiliki kemampuan teknis terkait kimia dan produksi bahan makanan, mereka telah terlatih secara ilmu fiqih untuk menganalisa halal dan haramnya sebuah zat. "Kalau boleh saya katakan, personel kami ini gabungan antara ustad dan ilmuwan," kata pria berusia 35 tahun itu.

Lukman yang menggantikan posisi Nadra mengatakan, sulit menemukan sumber daya profesional yang memiliki dua sisi dalam bekerja. Dua sisi dimaksud adalah ketelitian dan dedikasi profesi, serta rasa tanggung jawab dan kejujuran kepada Allah. Karena itu, untuk menjaga personilnya tetap dalam peak performance, para auditor secara berkala duduk dalam majelis dan diberikan suntikan pemahaman Islam dan refreshment naluri pengetahuan ilmu terapan mereka.

"Tiap Jumat kami rapat dan bertemu. Selain mengaji, di sana problem dan temuan hal-hal baru kami bahas bersama dan mencari penyelesaiannya," katanya.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) punya lembaga khusus yang bertugas meneliti halal-tidaknya sebuah produk makanan dan obat-obatan sebelum dilepas ke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News