Susilo Toer, Adik Sastrawan Pramoedya Ananta Toer, yang Tetap Produktif di Usia 77 Tahun
Siapkan Lima Buku tentang Sisi Buruk sang Kakak

jpnn.com - Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Kata-kata itu diwarisi Susilo Toer dari sang kakak, legenda sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer. Karena itu, di usia senjanya, Pak Sus - sapaan Susilo - tetap produktif menulis.
SRI WIYONO, Blora
MATAHARI sudah agak condong ke barat saat koran ini menyambangi rumah sederhana di pojokan Jalan Sumbawa, Kelurahan Jetis, Kecamatan Blora, Jawa Tengah. Ya, rumah sederhana itu menyimpan banyak sejarah dan kenangan. Di rumah itu pula energi untuk menulis tidak pernah padam.
Setidaknya, dua di antara empat orang penghuni rumah itu sampai saat ini masih produktif menulis. Dia adalah Susilo Toer dan Prawito Toer, dua adik kandung Pramoedya Ananta Toer.
Yang membedakan adalah Pak Prawito, yang lebih tua daripada Pak Sus, setiap hari menulis dengan mesin ketik manual. Sebaliknya, Pak Sus lebih suka menulis di atas kertas, baru kemudian menyalin dengan mesin ketik. Alasanya, menulis di kertas bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dalam posisi apa saja.
"Saya beberapa hari ini menulis sambil tiduran," ujar Pak Sus ketika ditemui Radar Bojonegoro (JPNN Group) Senin sore (11/9).
Saat wartawan Radar Bojonegoro tiba, ruang tamu yang merangkap Perpustakaan Pataba yang dia kelola sepi. Baru setelah berucap salam, Pak Sus menyahut dari dalam kamar.
Dengan berkain sarung dan berkaus biru lusuh, Pak Sus keluar dari kamar. Dia sempat kaget karena tangannya tidak kosong Dia menenteng tempat penampung air seni yang mengalir dari sebuah selang kecil transparan.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Kata-kata itu diwarisi Susilo Toer dari sang kakak, legenda sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer. Karena
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu