Sustainable Energy Solusi untuk Permasalahan Minyak Goreng
Oleh: Febri wahyuni Sabran, Jubir Muda DPP PAN
Semoga dalam waktu dekat Mendag juga datang berkunjung bertemu dengan para petani sawit di Sumatra dan Kalimantan.
Tingginya kebutuhan pasar Global membuat exsport menjadi trade off yang menarik bagi para eksportir. Namun, jangan sampai kebutuhan dalam negeri juga terabaikan sehingga terjadi kelangkaan stok dalam negeri.
Political will dari pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga TBS dari tangan petani. Akibat dari larangan ekspor terjadi overload stock yang membuat harga TBS di tangan petani menjadi turun.
Tidak hanya itu, apabila tangki penuh maka PKS akan berhenti beroperasi membeli TBS kepada petani.
Jika merunut data GAPKI, berikut pergerakan stok minyak sawit nasional 3 tahun terakhir. Pada 2019 produksi 51.82 juta ton dan stok 4,59 juta ton.
Tahun 2020 produksi 51.57 juta ton dan stok 4.86 juta ton, dan pada tahun 2021 produksi 51.3 juta ton dan stok 3.57 juta ton, sementara pada tahun 2022 (per April) produksi 16,46 ton dan stok 3.57 juta ton.
Terdapat kenaikan 2 kali lipat stok sawit dalam negeri dibandingkan jumlah pada 3 tahun terakhir.
Jika beberapa bulan yang lalu teriakan muncul dari hilir, periode sekarang teriakan yang lebih keras juga muncul dari hulu.
Ekonomi sirkular memberikan solusi untuk meningkatkan daya beli pada rumah tangga & UKM terhadap minyak goreng sehingga tercipta rantai pasok berkelanjutan.
- Pemerintah Beberkan Penyebab Harga MinyaKita Meroket
- Pantauan Harga Pangan Menjelang Natal & Tahun Baru
- Minyak Goreng Turun, Harga Telur Ayam Malah Naik
- Bea Cukai Optimalkan CEISA 4.0 untuk Dukung Peningkatan Ekspor Kelapa Sawit
- Airlangga Hartarto: Swasembada Energi Melalui Minyak Sawit Kurangi Emisi Karbon
- Bea Cukai Dukung Peningkatan Ekspor Industri Kelapa Sawit