Susun Potongan Tubuh Korban seperti Main Puzzle
"Keluarga korban tentu menanyakannya. Wah, saya bingung gak karuan," terang perempuan yang juga dosen di Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation, Universitas Diponegoro Semarang, UII Jogja, Unissula, dan PTIK Jakarta ini.
Hastry merasa bertanggung jawab atas hilangnya cincin itu. Dia lalu bekerja keras mencari cincin itu. Ternyata, cincin tersebut tertinggal di tempat pemandian jenazah.
"Wah, saat menemukan cincin itu leganya tak terbayangkan," ungkap polwan kelahiran 23 Agustus 1970 itu.
Catatan-catatan menarik, unik, dan menegangkan itu tergambar dalam buku kedua Hastry tersebut. Hastry mengaku masih berkeinginan untuk bisa berkontribusi dalam tim DVI maupun tim identifikasi internasional yang berpusat di Lyon, Prancis.
"Itu obsesi saya ke depan. Mudah-mudahan terwujud," harapnya. (*/c2/ari)
Keterlibatan AKBP Sumy Hastry Purwanti dalam proses identifikasi kasus-kasus besar melambungkan nama anggota tim Disaster Victim Identification (DVI)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara