Susuri Hutan Mangrove Munjang, Berdamai dengan Alam
Jumlah pengunjung yang datang ke hutan mangrove ini juga bervariasi. Terkadang hampir mencapai seribu orang di akhir pekan.
"Kebanyakan datang adalah rombongan dari sekolah karena sebagian ekowisata ini juga untuk edukasi. Murid sekolah juga kami ajak menanam mangrove untuk melindungi alam di Bangka ini," jelas Yasir.
Di ekowisata Sungai Munjang, pengunjung juga tidak sekadar berkeliling menyusuri hutan mangrove dan mendapat pengetahuan alam.
Ada arena Flying Fox di atas sungai dan kegiatan bersepeda gantung. Biayanya murah. Untuk flying fox cukup membayar Rp 20 ribu.
Sedangkan sepeda gantung Rp 10 ribu. Selain itu, pengunjung juga bisa menghabiskan waktu untuk berfoto dengan alam sekitar di beberapa spot.
Seperti di jembatan penghubung sungai, lorong waktu dan beberapa pohon yang menjuntai di antara sungai tersebut.
Tomi, salah satu rimbawan yang juga mengelola ekowisata bersama HKm gempa itu, ada beberapa pengunjung yang meminta izin menginap di lokasi ekowisata itu.
Kawasan hutan mangrove di Sungai Munjang adalah hasil dari program perhutanan sosial.
- Tanam Mangrove di PIK & Kedonganan, B. Braun Indonesia Rogoh Kocek Ratusan Juta Rupiah
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang
- Prabowo Subianto Pecah KLHK jadi 2 Kementerian Berbeda
- Ini Deretan Keberhasilan yang Dicapai KLHK Selama 10 Tahun Dipimpin Menteri Siti Nurbaya
- Mendukung NDC, Menteri LHK Siti Nurbaya Beri Penghargaan PT ITCI Kartika Utama