Sutanto Didesak Lepas Jabatan Komut Pertamina
Senin, 08 Juni 2009 – 22:22 WIB
JAKARTA - Mantan Kapolri Jenderal Sutanto yang kini dipercaya sebagai komisaris utama (Komut) PT Pertamina didesak untuk dilepas guna menjaga netralitas BUMN pada pilpres Juli mendatang. Sebab, penganti Endiartono Sutarto di kursi bergengsi di Pertamina itu kini juga dipercaya sebagai tokoh penting tim pemenangan Capres cawapres SBY-Boediono. Bukan hanya itu, Ismed menilai adanya Komisaris BUMN di Tim Sukses salah satu capres juga akan mengaburkan tekad pemerintah untuk menerapkan netralitas di BUMN. "Kalau pemerintah membiarkan ini, berarti pemerintah tidak konsisten. Anehnya lagi, serikat pekerja di BUMN yang memberikan dukungan kepada pasangan capres-cawapres lain malah diberikan teguran keras," keluh Ismed.
Desakan ini disuarakan Ketua Masyarakat Profesional Madani (MPM) Ismed Hasan Putro, saat dihubungi, Senin 8 Juni. Ismed khawatir Pertamina akan dijadikan sapi perahan Gerakan Pro SBY karena Sutanto adalah Ketua Dewan Pembina Gerakan Pro-SBY (GPS).
Menurut Ismed, status komisaris Pertamina dan Ketua Dewan Pembina yang sekaligus dijabat Sutanto bisa menimbulkan conflict of interest. Posisi komisaris membuka peluang Sutanto memanfaatkan nilai-nilai ekonomis dari Pertamina. "Jadi, Sutanto harusnya melepaskan posisi sebagai komisaris," tegas Ismed.
Baca Juga:
JAKARTA - Mantan Kapolri Jenderal Sutanto yang kini dipercaya sebagai komisaris utama (Komut) PT Pertamina didesak untuk dilepas guna menjaga netralitas
BERITA TERKAIT
- Ratusan Orang di Klaten Deklarasikan Gerakan Jateng Muda
- Elektabilitas Pramono-Rano Karno Tinggi di Semua Wilayah Jakarta
- Menjelang Pemungutan Suara, Bawaslu Minta Pengawas Pilkada 2024 Bikin LHP Secara Detail
- Ahmed Zaki Iskandar Minta Kader Golkar Bekerja Keras Memenangkan Ridwan Kamil-Suswono
- Ridwan Kamil Janji Mau Bikin Jakarta Maju Tetap Berkeadilan
- Membangun Jakarta Bareng Anak Muda, RK Ecosystem Kenalkan Program Kolaborasi ala RIDO