Sutarman Disebut Sanggupi Amankan Proyek Hambalang

jpnn.com - JAKARTA - Pada tahun 2010, saksi kasus Hambalang, Sylvia Sholeha alias Bu Pur alias Bunda pernah menggelar pertemuan dengan Kapolri Jenderal Sutarman yang saat itu masih masih menjabat Kapolda Metro Jaya. Pertemuan itu untuk membahas pengamanan proyek Hambalang.
Hal ini berdasarkan BAP kesaksian Bu Pur kepada penyidik KPK pada pemeriksaan tanggal 28 Mei 2013 lalu. Dalam BAP disebutkan bahwa Bu Pur mendatangi Mapolda Metro Jaya bersama Widodo Wisnu dan Dedy Kusdinar.
Tidak dijelaskan tanggal tepatnya pertemuan berlangsung. Namun diketahui sebelumnya Bu Pur sempat menelpon istri Sutarman, Elly sebelum pertemuan.
"Saya menunggu lama di ruang ADC karena Pak Tarman sedang mengantar Presiden ke Bandara Halim," kata Bu Pur seperti dikutip dari salinan BAP yang beredar di kalangan wartawan, Jumat (6/12).
Setelah menunggu cukup lama, Sutarman akhirnya menemui Bu Pur cs. Kemudian Widodo dan Dedy menceritakan masalahnya kepada Sutarman, bahwa proyek Hambalang mendapatkan ancaman beberapa beberapa LSM dan pendemo.
Bu Pur mengaku tidak ikut bicara dalam pertemuan itu. Ia juga tidak mendengar jelas apa yang dibicarakan Widodo dan Dedy dengan Sutarman.
"Lalu di akhir pertemuan, saya mendengar Sutarman memerintahkan anggotanya untuk segera ke kantor Kemenpora, lalu kami pamit," kata Bu Pur.
Pemeriksaan Bu Pur dilakukan di markas KPK oleh penyidik bernama Salim Riyad. Bu Pur dimintai keterangan untuk tersangka kasus Hambalang, Dedy Kusnidar. (dil/jpnn)
JAKARTA - Pada tahun 2010, saksi kasus Hambalang, Sylvia Sholeha alias Bu Pur alias Bunda pernah menggelar pertemuan dengan Kapolri Jenderal Sutarman
- Ziarah Rohani Mencari Kedamaian Hati di Semana Santa Larantuka
- RUU ASN Masuk dalam Tahap Penyempurnaan Naskah Akademik
- BKBK Jadi Cara Herman Deru Dorong Percepatan Pembangunan Infrasturktur Lahat
- Begini Evakuasi Pendaki Wanita Asal Bekasi yang Kolaps di Gunung Sindoro
- GM FKPPI Tegaskan Komitmen Jaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar