Suu Kyi Berulah Lagi, Beri Harapan Palsu untuk Rohingya
jpnn.com, SITTWE - Pemerintah Bangladesh tak sanggup lagi mengurus ratusan ribu etnis Rohingya yang mengungsi di wilayah mereka. Bangladesh pun meminta Myanmar menerima kembali warganya yang dulu bermukim di negara bagian Rakhine
Aung San Suu Kyi, penasihat pemerintah Myanmar, mengaku siap menerima mereka kembali, tapi tak bisa menjamin keselamatan nyawa warga Rohingya.
Ratusan ribu Rohingya membanjiri Cox’s Bazar, wilayah Bangladesh yang mendadak jadi tempat pengungsian karena kerusuhan pecah di permukiman mereka 25 Agustus lalu.
Mereka berusaha menyelamatkan diri karena aparat Myanmar membakar rumah dan sawah serta memburu nyawa mereka.
Tak peduli usia atau gender. Hingga kini, angka pengungsi mencapai 600 ribu dan terus bertambah karena tiap hari eksodus Rakhine Cox’s Bazar terus terjadi.
”Saya tidak membawa perhiasan atau barang berharga (saat meninggalkan Myanmar, Red). Yang saya bawa hanya setumpuk dokumen ini. Di Myanmar, Anda wajib punya dokumen untuk membuktikan apa pun,” kata Jamil Ahmed, warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh saat terjadi kerusuhan.
Ahmed merupakan salah seorang pengungsi Rohingya yang menyambut baik kebijakan Suu Kyi untuk pulang. Sebagaimana pria 35 tahun itu, sebagian besar pengungsi Rohingya di Bangladesh pun sangat rindu pulang.
Kendati tak pernah diakui sebagai warga negara dan terasing di tanah air sendiri, penduduk Rohingya selalu menganggap Myanmar sebagai rumah mereka. Jadi, pulang adalah kebahagiaan.
Pemerintah Myanmar lagi-lagi menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap penderitaan etnis Rohingya
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- Pengakuan Imigran Rohingya: Bayar Rp 32 Juta untuk Naik Kapal ke Indonesia
- Imigran Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Jumlahnya 93 Orang
- Lihat, Kapal Imigran Rohingya Terombang-ambing di Perairan Aceh
- Dunia Hari Ini: Perdana Menteri Bangladesh Mengundurkan Diri
- Bea Cukai Kawal Ekspor Perdana 36 Ton Biji Pinang Belah Asal Jambi ke Bangladesh