Suu Kyi Tolak Bela Rohingya
Senin, 05 November 2012 – 06:06 WIB
Pemerintah Myanmar dan mayoritas warga di Rakhine selama ini menganggap 800 ribu etnis Muslim Rohingya di sana sebagai imigran gelap dari Bangladesh atau negara tetangga. PBB pun menyebut etnis yang beragama Islam itu merupakan salah satu kelompok minoritas paling teraniaya dan terdiskriminasi di dunia.
Lembaga pemantau hak asasi manusia (HAM), Human Rights Watch (HRW), memperingatkan agar pemerintah Myanmar melindungi Muslim Rohingnya dalam konflik sektarian di Rakhine. Konflik itu dinilai makin memburuk jika akar masalahnya tidak segera diselesaikan.
HRW juga telah merilis sejumlah gambar satelit yang memperlihatkan kerusakan parah sebuah distrik di pesisir barat Myanmar akibat kerusuhan etnis tersebut. Lembaga yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) itu menunjukkan bahwa lebih dari 800 banguan dan rumah terapung rusak terbakar di Kyaukpyu, sebelah barat Rakhine.
HRW melaporkan bahwa kebanyakan korban adalah etnis Muslim Rohingya. Mereka menjadi target serangan kelompok non-Muslim. Data resmi menyebut bahwa 64 orang tewas dalam bentrok terakhir pada 26 Oktober lalu. Namun, HRW memperkirakan angkanya jauh lebih besar.
NAYPYIDAW - Setelah menuai kecaman internasional terkait sikap diamnya terkait konflik sektarian antara etnis Muslim Rohingya dan Buddha Rakhine
BERITA TERKAIT
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis
- Hamas Anggap Pertukaran Tawanan dengan Israel Kemenangan Bersejarah
- Ancaman Trump Berhasil, Kolombia Turuti Kemauan AS soal Imigran Ilegal
- Donald Trump Pastikan Bom 1 Ton Pesanan Israel sudah Dikirim
- Bongkar Fail Rahasia Pembunuhan JFK, Trump Diyakini Akan Ungkap Dokumen UFO
- Ukraina Tunjukkan Komitmen Transparansi dan Akuntabilitas di Tengah Invasi Rusia