Suud Rusli, Terpidana Mati yang Jadi Instruktur Kedisiplinan di Lapas Porong

Napi Wajib Presensi, Tidak Ada Hukuman Penyiksaan

Suud Rusli, Terpidana Mati yang Jadi Instruktur Kedisiplinan di Lapas Porong
Terpidana mati Suud Rusli saat ditemui secara eksclusif di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Surabaya, Porong, Jawa Timur, Rabu (3/1). Foto : Fedrik Tarigan/Jawa Pos
 

Suud mengatakan, sebenarnya dirinya sudah lama memiliki pemikiran untuk melatih sesama napi. Dia menginginkan ada kegiatan pembinaan yang bermanfaat. Semua itu berawal dari keprihatinnya melihat napi yang sering keluar masuk penjara.

Usut punya usut, Suud menyimpulkan bahwa hal itu terjadi karena napi tersebut memiliki mental yang kurang baik. Karena itu, pembinaan mental dilakukan lewat program AO.

 

Setiap napi wajib mengikuti AO. Bagi yang tidak hadir, mereka wajib lapor. Suud menerapkan aturan ketat. Napi yang absen dipanggil satu per satu. Dengan cara itu, kegiatam AO yang di back up bagian pengamanan lapas pun berjalan lancar. "Ada buku presensi untuk peserta AO," kata Suud.

 

Suud benar-benar bersemangat menjalankan tugas sebagai instruktur. Dia bahkan kerap mengabaikan kesehatannya sendiri. Belum lama ini dia baru saja menjalani operasi usus buntu di sebuah rumah sakit di Surabaya. Akibatnya, dia tidak bisa maksimal saat memberikan pelatihan. Suud tetap memaksakan diri dengan memimpin latihan dengan duduk di kursi.

Masih ingat Suud Rusli? Mantan anggota Marinir yang menjadi terpidana mati kasus pembuhan Dirut PT Asaba Budyharto Angsono itu kini mendekam di Lapas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News