Suvenir Kim Laris di Perbatasan Tiongkok

Suvenir Kim Laris di Perbatasan Tiongkok
Suvenir Kim Laris di Perbatasan Tiongkok
Di tengah duka rakyat Korut atas kematian Kim Jong-il, ternyata ada yang malah mendapatkan berkah. Warga Kota Dandong di perbatasan Korut-Tiongkok justru bersuka-cita atas meninggalnya Kim. Sejak Kim diberitakan meninggal pada 19 Desember lalu, dua hari setelah wafat, penjualan cenderamata yang berbau tokoh berjuluk Pemimpin Agung (Dear Leader) itu melonjak. Keuntungan warga Dandong yang berjualan suvenir Kim pun berlipat ganda.

Ding, seorang penjual pin bergambar Kim, mengaku penghasilannya meningkat dalam 12 hari terakhir sejak Korut memberlakukan hari berkabung nasional pada 19 Desember lalu. "Per harinya, saya bisa menjual sekitar 50-60 pin," ujar perempuan yang menjajakan dagangannya di tepi Sungai Yalu, sungai yang memisahkan Korut dan Tiongkok, tersebut.

Sebelumnya, ungkap Ding, dia hanya bisa menjual dua atau tiga pin bergambar Kim per hari. Tetapi, sejak Korut memberlakukan hari berkabung nasional dan jenazah Kim dipamerkan di peti kaca, penjualan pin meningkat pesat. Untuk setiap keping pin bergambar Kim, Ding mematok harga 10 yuan sampai 35 yuan (sekitar Rp 14 ribu sampai Rp 50 ribu). "Tergantung kemahiran pembeli menawar harga," tuturnya.

Selain pin bergambar Kim, suvenir lain yang juga laris adalah pin bergambar Kim bersama sang ayah, Kim Il-sung. Pin bergambar dua pemimpin Korut yang telah tiada itu dihargai 50 yuan (sekitar Rp 72 ribu). ?Warga Korut, Korsel, Jepang, dan Eropa biasanya membeli pin semacam ini sebagai kenang-kenangan," kata Wang, penjual suvenir yang lain.

Di tengah duka rakyat Korut atas kematian Kim Jong-il, ternyata ada yang malah mendapatkan berkah. Warga Kota Dandong di perbatasan Korut-Tiongkok

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News