Swasembada Pangan, Misi Gibran Rakabuming Antisipasi Dampak Konflik Global
Oleh: Direktur Limanusa Umar Sangaji
jpnn.com - Selama bertahun-tahun, Rusia dan Ukraina telah menjadi pilar utama dalam memenuhi kebutuhan dunia akan hasil pertanian.
Kedua negara ini tidak hanya memasok sebagian besar gandum, jagung, dan minyak bunga matahari dunia, tetapi juga memiliki peran signifikan dalam ekspor minyak bumi, gas alam, dan barang tambang.
Namun, sejak terjadinya konflik antara keduanya, dampaknya telah merambah ke pasar global dengan lonjakan harga gandum hingga 41% dan jagung sebesar 28%.
Data dari World Resources Institute menyoroti bahwa konflik ini tidak hanya memengaruhi pasokan komoditas pertanian utama, tetapi juga berdampak pada harga global.
Keterlibatan Rusia sebagai salah satu eksportir utama gas alam, minyak bumi, dan barang tambang menambah dimensi yang lebih luas pada ketegangan yang dirasakan oleh pasar global.
Selain itu, peran Rusia sebagai produsen gas alam dan potash turut menyumbang pada produksi pupuk dunia.
Pentingnya peran Rusia dan Ukraina sebagai penyuplai utama komoditas pertanian telah membuat konflik antara kedua negara ini menjadi perhatian global yang mendesak.
Dalam konteks ini, perang tersebut bukan hanya menjadi masalah geopolitik antara dua negara, tetapi juga telah berdampak luas terhadap ketahanan pangan global.
Melalui program-program ini, Gibran Rakabuming Raka memberikan dorongan nyata dalam meningkatkan kedaulatan pangan Indonesia
- PT Tasma Puja Siap Dukung Swasembada Pangan lewat Tanam Jagung
- Wamen Viva Yoga Yakin Indonesia Bisa Wujudkan Swasembada dan jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Pacu Brigade Pangan Sebagai Garda Terdepan Produksi Indonesia
- Dukung Program Presiden Soal Swasembada Pangan 2025, Kapolri dan Jajarannya Tanam Jagung 1 Juta Hektare
- Kementan Menggencarkan Brigade Pangan di Mempawah
- Kementan Perkuat Brigade Pangan dan Program Oplah di Bengkayang