Sweeping Tempe Berakhir Ricuh
Kedelai Meroket, Makanan Rakyat Jadi Barang Mewah
Kamis, 26 Juli 2012 – 04:16 WIB
"Bagaimana mau swasembada kalau lahannya saja tidak diberi Badan Pertanahan Nasional (BPN). Malah BUMN justru menyelewengkan benih dan pupuk. Pemda-pemda mengubah lahan pertanian menjadi lahan lain. Ini semua kan di bawah Koordinator Menteri Perekonomian," kata Nabil Al Musawa.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron, mengatakan, kenaikan harga tahu dan tempe disebabkan tersendatnya pasokan kedelai. Menurutnya, menjelang Ramadan terjadi kenaikan harga yang sampai saat ini saja sudah pada kisaran 20 persen. “Bahkan untuk tempe size-nya menjadi lebih kecil meski harganya tetap naik,” kata Herman kepada wartawan, Rabu (25/7).
Herman juga memahami kekhawatiran para pedagang sepekan ke depan jika berhentinya pasokan bahan baku kedelai impor. Mereka khawatir usaha mereka bisa berhenti beroperasi akibat tidak adanya kedelai. Selama ini para pedagang tidak menggunakan kedelai lokal. “Untuk itu pemerintah harus segera mengambil langkah cepat untuk merespons keresahaan para pelaku usaha tahu tempe ini,” katanya.
Terkait persoalan naiknya harga kedelai memengaruhi produksi tempe dan tahu, kata Herman, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah memerintahkan Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian untuk mengurus masalah ini. “Dan kami DPR akan memantaunya secara seksama,” tegasnya.
JAKARTA-Aksi sweeping tempe di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, berakhir ricuh, kemarin. Sweeping yang dilakukan produsen tahu tempe yang tergabung
BERITA TERKAIT
- Akumandiri Dorong Sosialisasi QRIS Mendetail untuk UMKM
- Program 'Tebar Jutaan Uang Jajan' Biskies Black Targetkan Pasar Anak Sekolah
- Upaya Yohanes Bayu Tri Susanto Tingkatkan Keterampilan Agen Asuransi
- Pemerintah Kejar Pembangunan KEK & PSN dengan Manfaatkan Investasi Hasil Kunker Prabowo
- Cerita Mirza Azmi Beralih Profesi, Dulu Pegawai Batubara Kini jadi Peternak Sapi Perah
- Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik, ENTREV Hadir di Electricity Connect 2024