Sweter Spesial Seharga Setengah Miliar
Rajutan Tangan Aung San Suu Kyi
Sabtu, 29 Desember 2012 – 08:04 WIB
YANGON--Sebuah sweter rajutan Jumat (28/12) baru saja terjual dengan nominal yang fantastis. Nyaris mencapai setengah miliar rupiah. Yang membuat sweter tiga warna itu mahal bukanlah rancangan desainer fashion New York, Italia, atau London. Melainkan, handmade Aung San Suu Kyi, ikon demokrasi Myanmar yang juga peraih Nobel Perdamaian 1991. Amay adalah sebutan untuk Suu Kyi. Masyarakat Myanmar menyebut perempuan 67 tahun itu sebagai Amay Suu atau Ibu Suu karena dia memilih menjadi tahanan rumah di Myanmar ketimbang tinggal bersama suami dan anaknya di London, Inggris. Hampir dua dekade perempuan yang memperjuangkan demokrasi di Myanmar tersebut tak bisa ke mana-mana. Baru pada November 2010 dia bebas.
Sweter hijau, merah, dan biru tersebut memiliki nilai historis tinggi. "Dia membuatnya lebih dari 25 tahun lalu di Inggris," ujar Ko Ni, salah satu orang dekat Suu Kyi, seperti dilansir AFP. Kala itu dia masih tinggal bersama suaminya, Michael Aris, yang memang warga negara Inggris. Dia kembali ke Myanmar pada 1988 dan sejak itu menjadi tahanan rumah di negaranya tersebut.
Baca Juga:
Karena memiliki nilai sejarah, tak heran jika dalam acara lelang yang menandai ulang tahun kedua Partai Liga Nasional untuk Demokrasi itu, sweter V-neck tersebut bisa terjual seharga MMK 41,5 juta atau sekitar Rp 467,2 juta. Pembelinya adalah Daw Nan Mauk Lao Sai, perempuan pemilik radio Shwe FM di Myanmar. "Sweter itu sangat berharga karena dibikin oleh Amay sendiri," ucapnya.
Baca Juga:
YANGON--Sebuah sweter rajutan Jumat (28/12) baru saja terjual dengan nominal yang fantastis. Nyaris mencapai setengah miliar rupiah. Yang membuat
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer