Syarief Hasan Minta Kemenhan Tolak Pembelian Jet Tempur Bekas Rp 12 Triliun dari Qatar

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menyoroti rencana pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 dari Qatar seharga USD 800 juta atau setara Rp 12 triliun.
Pasalnya, jet tempur tersebut merupakan bekas Angkatan Udara Qatar yang dibeli dari Prancis pada 1997 dan sudah di-grounded 2 tahun lalu.
Jet tempur tersebut direncanakan berada di Indonesia atau delevery pada 2025, yang artinya di saat pesawat telah berusia 28 tahun.
Dia pun mempertanyakan mengapa pemerintah tidak sabar menunggu pesawat tempur baru Rafale yang akan tiba di Indonesia pada 2026 atau hanya berselang satu tahun dari rencana kedatangan Mirage 2000-5.
Syarief Hasan mengingatkan menjaga pertahanan udara dari ancaman geopolitik yang kian dinamis meniscayakan alutsista yang mumpuni.
Menurutnya, penggunaan alutsista bekas akan berdampak pada ketangguhan TNI AU dalam mengawasi seluruh wilayah Indonesia.
"Jangan sampai biaya pemeliharaan dan perawatan pesawat justru menyedot anggaran pertahanan Indonesia," kata Syarief Hasan mengingatkan.
Dia juga mengingatkan kebutuhan akan alustsista pada ketiga matra masih sangat tinggi.
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan meminta Kemenhan menolak pembelian jet tempur bekas jenis Mirage 2000-5 senilai Rp 12 triliun dari Qatar, simak alasannya
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Usut Kasus Korupsi di Kemenhan, KPK Panggil eks Direktur DKB
- Prabowo Sebut Pemerintah Qatar Bakal Investasi USD 2 Miliar untuk Danantara
- Panglima TNI Jenderal Agus dan KSAD Jenderal Maruli Terima Wing Kehormatan Penerbang Kelas I TNI AU