Syarief Hasan: Perusahaan Indonesia Mampu Menyaingi Perusahaan Berskala Dunia, Pertamina Buktinya
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mengapresiasi masuknya Pertamina dalam “Fortune Global 500” pada tahun 2021.
Pemeringkatan berkala yang dirilis Majalah Fortune yang berbasis di Amerika Serikat ini mengurutkan 500 perusahaan besar dunia berdasarkan pendapatan tahunan.
Menurut Syarief, masuknya Pertamina di urutan ke-287 menjadikannya sebagai satu-satunya Perusahaan Indonesia yang mampu mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan berskala dunia.
Hal ini mengalahkan Coca-cola yang berada di urutan ke-370, Danone (454), bahkan Tesla (392).
“Saya kira Perusahaan Indonesia sejatinya memiliki daya saing untuk menjadi perusahaan global. Pertamina adalah buktinya,” ujar Syarief Hasan, Kamis (5/8).
Lebih lanjut, Syarief Hasan mengungkapan prestasi Pertamina ini perlu dijadikan sebagai barometer dan rujukan bagi perusahaan lain di Indonesia. Khususnya bagi BUMN untuk terus melakukan penataan kelembagaan dan peningkatan kompetensi sehingga akan semakin banyak yang masuk dalam list Fortune Global 500.
“Kita tentu berharap banyak BUMN mampu menembus Fortune Global 500. Hal ini penting, selain menunjukkan makin berdaya saingnya BUMN, ini juga akan mampu mengerek pendapatan negara,” kata Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini.
Sebagaimana diketahui, Pertamina berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 41,47 miliar dan laba USD 1,05 miliar pada tahun 2020.
Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mengapresiasi masuknya Pertamina dalam 'Fortune Global 500' pada tahun 2021.
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- Pertamina Temukan Sumur MNK, Peneliti: Bagus, Ini Upaya untuk Tingkatkan Produksi
- Gandeng LAPI ITB, Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Investigasi Kualitas Pertamax
- Mendag Budi Santoso Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Menyegel SPBU Nakal di Sleman
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- Pertamina Eco RunFest 2024 Beri Dampak Positif, Mulai Lingkungan hingga Ekonomi