Syaukani Jajaki Cangkok Otak di Singapura

Syaukani Jajaki Cangkok Otak di Singapura
Syaukani Jajaki Cangkok Otak di Singapura
Menurut ahli syaraf dari Universitas Glasgow, Keith Muir, penyuntikan ditujukan untuk mengetahui keamanan pengobatan. Tapi untuk sementara pengobatan dinilai sukses karena belum terlihat penolakan dari tubuh pasien bahkan kondisinya cenderung membaik. Kondisi pasien stroke pertama di dunia penerima stem cell akan dipantau selama dua tahun. Meski baru tahap percobaan, sampai 2011 setidaknya sudah ada 13 pasien yang sebagian besar berumur 60 tahun, tambah Muir, siap menjalani percobaan dengan dosis penyuntikan stem cell terus ditingkatkan sampai 20 juta sel.

Pada penderita stroke, sel otak rusak setelah kekurangan oksigen. Kondisi seperti ini dialami Syaukani setelah sempat gagal bernafas pada 7 Januari 2009 saat dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Setelah diizinkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Andi Matalatta (waktu itu), tanggal 25 Februari 2009, Syaukani kemudian diperbolehkan berobat ke Mount Elizabeth. Setelah berobat sebulan lebih, dia kemudian pulang kembali ke RSPP dengan status tahanan kembali.

Meski membaik, organ penting Syaukani seperti memori, kaki, tangan, dan mata tak bisa berfungsi normal lagi. Sejak itu pula, hidupnya harus bergantung pada orang lain karena lumpuh.  Bahkan sampai sekarang dia sering hilang ingatan untuk mengingat orang terdekatnya seperti perawat pribadi dan anak istrinya.

Meski siap menjalani stem cell, lanjut Silvi, semuanya tergantung dari hasil diagnosa dokter Mount Elizabeth. Yang pasti, sehari setelah tiba di Singapura, ayahnya akan langsung menjalani pemeriksaan menyeluruh termasuk lewat Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mengetahui kondisi organ diotak apakah terdapat tumor atau tidak. (pra/jpnn)




JAKARTA - Mantan Bupati Kutai Kertanegara (Kukar) yang pernah menjadi napi kasus korupsi, Syaukani Hasan Rais, dijadwalkan menjalani medical check-up


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News