Sydney Butuh Menteri Khusus Urusan Kehidupan Malam
Sebuah laporan menyebutkan Sydney butuhkan "walikota" atau "menteri khusus ekonomi malam hari" untuk membantu menumbuhkan kehidupan malam. Posisi ini juga, tambah laporan tersebut, dibutuhkan agar Sydney semakin menarik bagi warga dari berbagai kalangan usia.
Laporan ini dikeluarkan oleh Komisi untuk Ekonomi Malam Hari, yang dibentuk oleh Komite Khusus Kota Sydney. Komisi ini telah menghabiskan satu tahun untuk mencari cara-cara meningkatkan kehidupan malam di pusat kota Sydney dan sekitarnya. Diharapkan cara-cara ini nantinya diluar aktivitas-aktivitas yang melibatkan konsumsi alkohol.
Komite tersebut menemukan kurang dari separuh penduduk Sydney merasa puas dengan pilihan-pilihan yang ditawarkan untuk menghabiskan waktu luang dan hibur.
Mereka juga merekomendasikan kepada pemerintah negara bagian New South Wales agar ada sosok yang mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki ekonomi di malam hari.
Ketua Committee for Sydney, Michael Rose, mengatakan perencanaan dan transportasi yang buruk telah gagal menciptakan kehidupan malam yang ramai.
"Saat ini kita memiliki undang-undang perizinan, tapi ada dewan lokal yang mengatur penggunaan tempat, dan keputusan transportasi dibuat oleh badan lain," kata Michael.
"Kami pikir sangat penting untuk memiliki satu orang yang melihat bagaimana memaksimalkan malam hari bagi orang-orang yang tinggal di Sydney."
Sejak tahun 2014, debat seputar kehidupan malam di Sydney berpusat pada penerapan undang-undang 'lockout' dan kekerasan akibat konsumsi alkohol.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat