Symantec Temukan Virus Jahat Berbentuk Software Mata-mata
jpnn.com - Symantec, sebuah perusahaan keamanan komputer terkemuka telah menemukan sebuah virus jahat yang menyerupai kutu mata-mata dalam bentuk software. Bug atau kutu yang diberi nama Regin itu diduga diciptakan oleh intansi pemerintah suatu negara dan telah digunakan selama enam tahun sejak 2008 dengan berbagai sasaran di seluruh dunia.
Seperti dilansir BBC Senin (24/11), Regin dapat melakukan banyak fungsi seperti mengambil foto layar, mencuri password dan mengembalikan file yang telah dihapus. Para ahli mengatakan sejumlah komputer di Rusia, Arab Saudi dan Irlandia mengalami kejadian paling buruk tersebut. Menurut para ahli, Regin telah digunakan untuk mematai-matai lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan dan individu.
Regin adalah sebuah software mata-mata yang bekerja pada dunia maya dan dikembangkan oleh suatu negara. Diperlukan waktu berbulan-bulah, bahkan bertahun-tahun untuk mengembangkan Regin. Para penciptanya berupaya keras menutupi jejak mereka.
"Sepertinya regin berasal dari sebuah organisasi Pemerintahan dengan kemampuan yang mumpuni meskipun butuh waktu lama untuk mengembangkannya", tutur Seorang Analist Security Symantec, Sian John.
Symantec memperkirakan Regin merupakan software komputer jahat yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Israel untuk menyerang program nuklir Iran. Symantec juga mengatakan Regin mirip dengan Stuxnet (sebuah worm komputer) yang cara kerjanya hampir sama dengan Regin. (mg2/jpnn)
Symantec, sebuah perusahaan keamanan komputer terkemuka telah menemukan sebuah virus jahat yang menyerupai kutu mata-mata dalam bentuk software.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sega Tidak Lagi Merilis Konsol Mini, Ini Alasannya
- Iran Akhirnya Membuka Akses ke WhatsApp dan Google Play
- Teguh Sebut Klaim Bashe Bahwa BRI Korban Ransomware Tak Lebih dari Lelucon
- Presiden AS Terpilih Donald Trump Beri Angin Segar Pada TikTok
- xAI Sedang Menyiapkan Chatbot Grok Untuk Pengguna Perangkat iOS
- Pemerintah Albania Menilai TikTok Bisa Mendorong Anak-Anak Melakukan Kekerasan