Syria Bantah Gunakan Senjata Kimia
jpnn.com - ORGANIZATION for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) dan PBB akhirnya merilis hasil investigasi serangan gas klorin yang terjadi di Syria.
Dalam kesimpulannya, OPCW menyebut bahwa gas-gas beracun terbukti digunakan sebagai senjata dalam pertempuran di republik tepi Laut Mediterania. Sayangnya, organisasi yang bermitra dengan PBB itu mengakui bahwa kesimpulan mereka tersebut tidak cukup kuat untuk memantik sanksi.
Dalam paparan mereka Selasa (30/8), organisasi yang beranggota 192 negara itu menyalahkan rezim Presiden Bashar al-Assad karena membiarkan gas kimia digunakan dalam pertempuran di wilayahnya. Bahkan, pasukan pemerintah ikut menggunakannya.
Padahal, Chemical Weapons Convention (CWC) melarang keras penggunaan senjata kimia di belahan bumi mana pun. ”Rezim Assad bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia di wilayahnya,” tulis Joint Investigative Mechanism (JIM), tim investigasi gabungan OPCW dan PBB.
Untuk kali pertama, tim yang khusus dibentuk untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia di Syria itu menyalahkan Damaskus.
Setidaknya, pasukan Assad telah dua kali menggunakan senjata kimia untuk melawan musuh-musuhnya. Dua aksi terlarang tersebut berlangsung pada 2014 dan 2015. Selasa lalu, Inggris dan Prancis langsung mereaksi laporan JIM. Mereka menyebut penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil adalah salah satu bentuk kejahatan perang. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mendesak PBB segera beraksi.
"Perlu segera ada tindakan dan memastikan mereka yang bertanggung jawab atas serangan (kimia) tersebut membayar perbuatannya,” tegas Samantha Power, duta besar AS untuk PBB.
Apalagi, dalam laporannya, JIM menyebut dua serangan yang semuanya terjadi di Provinsi Idlib itu menarget permukiman. Yakni, di Kota Talmenes pada 21 April 2014 dan di Kota Sarmin pada 16 Maret 2015.
ORGANIZATION for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) dan PBB akhirnya merilis hasil investigasi serangan gas klorin yang terjadi di Syria.
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini
- Pesawat PSA Airlines dan Heli Militer Tabrakan di Udara, Donald Trump Murka
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis
- Hamas Anggap Pertukaran Tawanan dengan Israel Kemenangan Bersejarah