Syuting Delapan Jam Sehari, Meeting saat Break

Syuting Delapan Jam Sehari, Meeting saat Break
Tony Fernandes ketika konferensi pers premier The Apprentice Asia. Foto diambil di Hotel Hilton Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (9/5). Foto: Janesti Priyandini/Jawa Pos
 

Lalu bagaimana ketika Tony harus menilai kontestan" Dia tersenyum saat mendengar pertanyaan ini. Dia menyadari, banyak orang yang meragukan hasil acara reality show semacam ini. Tapi, Tony menegaskan bahwa dirinya sangat objektif dalam memberikan penilaian. "Saya jamin 100 persen, itu keputusan yang objektif. Free and fair. Karena saya yang bakal kerja sama orang ini. Saya harus make sure memilih orang yang terbaik," tandasnya.

 

Memang terkadang pihak produser sedikit memengaruhinya ketika akan memberikan keputusan. Namun, pada akhirnya dia tetap kembali pada pendiriannya. "Terkadang saya juga sedikit bermain-main dengan tim produksi. Kami sepakat pada satu arahan, tapi tiba-tiba saya mengubahnya," sambungnya lalu tertawa.

 

Hanya satu hal yang membuatnya sulit. Yaitu ketika tiba saatnya harus mengeluarkan kontestan dari kompetisi ini. Padahal, pada setiap episode selalu ada seorang kontestan yang tereliminasi. Tony mengaku bukan tipe orang yang mudah "menendang" orang. "Memecat orang itu susah. Saya belajar selama proses pembuatan acara ini. Sepertinya saya akan semakin sulit memecat orang setelah acara ini," ungkapnya.

 

Ketika ditanya apakah akan terus memandu The Apprentice Asia, Tony belum bisa memastikan. Jika orang suka melihatnya di acara tersebut dan dirinya dapat melakukan sesuatu yang berbeda, Tony akan melakukannya lagi. Sebab, dia ingin menginspirasi banyak orang dan memotivasi bahwa semua bisa dilakukan asal ada kemauan.

CEO Grup AirAsia Tony Fernandes menjadi host di reality show The Apprentice Asia. Pada musim perdana yang tayang di kanal AXN pada 22 Mei mendatang,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News