Syuting Film Horor, Nana Mirdad Ogah Dekati 'Hantu'
jpnn.com, JAKARTA - Nana Mirdad (29), untuk kali pertama main film horor. Judulnya Hantu Pohon Boneka yang diproduseri dan disutradarai Nayato Fio Nuala. Ibu dua anak itu mengaku sebetulnya takut hantu. Lalu, kenapa menerima tawaran tersebut?
"Nah, itu dia. Pertama ditawarin, aku nggak berani sama sekali. Tapi, produser terus meyakinkan bahwa syutingnya nggak seseram ceritanya," katanya saat ditemui di Hollywood XXI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, pada Selasa malam (5/8).
Putri Lydia Kandau dan Jamal Mirdad itu akhirnya mau. Tapi, dia tetap khawatir pingsan di tengah syuting karena tidak tahan melihat talent-talent yang berdandan hantu. Untungnya, hal tersebut tidak sampai terjadi.
"Di lokasi syuting aku nggak mau dekat-dekat sama talent hantu. Jauh-jauh dari mereka," ungkapnya.
Dibutuhkan waktu dua minggu sampai akhirnya Nana bisa beradaptasi. Istri Andrew White itu menyebut ingin mencoba berbagai genre film. Setelah berkeluarga, Nana dan suami tinggal di Bali. Otomatis pekerjaan yang dia terima tidak sebanyak dulu. Dia mau bermain film jika Andrew mengizinkan.
"Cuma, kadang aku sendiri yang agak berat meninggalkan anak-anak," katanya.
Untuk itu, Nana mengatur ritme kerjanya. Setelah menyelesaikan satu film, dia belum akan menerima tawaran syuting yang menyita waktu.
"Nggak terus-terusan menerima job lah. Diimbangi dengan merawat anak-anak. Dulu mungkin setiap bulan kerja. Sekarang nggak," ucapnya. (jan/c6/ayi)
Nana Mirdad (29), untuk kali pertama main film horor. Judulnya Hantu Pohon Boneka yang diproduseri dan disutradarai Nayato Fio Nuala. Ibu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 5 Film yang Terinspirasi dari UFC, Nomor Terakhir Dibintangi Petarung MMA Terkenal
- Dodit Mulyanto Hinga Carissa Perusset Bakal Bintangi Film Maju Serem Mundur Horor
- Atiqah Hasiholan Beradu Akting Dengan Amir Ahnaf Dalam Film Terkutuk
- Bintangi Film Petak Umpet, Putri Ayudya Ceritakan Karakter yang Diperankan
- Bintangi Film Melukis Harapan di Langit India, Atiqah Hasiholan Belajar Menari India
- Kearifan Lokal Harus Jadi Landasan Perfilman Indonesia di Era Digital