T20 Mengajak Dunia Kembali Fokus Menangani Perubahan Iklim
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu berharap konflik Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung tidak memengaruhi agenda perubahan iklim.
Menurut dia, hal itu menjadi penting karena dengan menekan terjadinya perubahan iklim diharapkan memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di masa mendatang.
“Akan tetapi, memang kenyataannya ruang fiskal menjadi jauh lebih terbatas," ujar Mari Elka Pangestu dalam Webinar Think 20 (T20).
Dalam jangka pendek, Mari menjelaskan, beberapa negara maju dan banyak negara lain kemungkinan menunda langkah keluar dari bahan bakar fosil hanya karena masalah keamanan energi yang disebabkan oleh perang kedua negara.
Saat ini, terdapat isu ketahanan energi yang bercampur antara argumen penundaan baru transisi kepada energi terbarukan dengan percepatan transisi energi terbarukan yang lebih besar.
"Ini menjadi semacam salah satu ketegangan," ungkapnya.
Mari mengatakan pentingnya memiliki ketahanan energi, serta aksesibilitas, keterjangkauan, dan keandalan melalui diversifikasi seluruh sumber energi, termasuk energi terbarukan.
Saat ini, banyak dunia berfokus pada transisi energi dalam agenda perubahan iklim lantaran sektor tersebut merupakan penyumbang emisi karbondioksida terbesar.
T20 atau Think 20 mengajak dunia kembali fokus menangani perubahan iklim. Perang Rusia dan Ukraina diharapkan tidak memengaruhi perubahan iklim.
- Indonesia Tunda Komitmen Iklim di COP 29 Azerbaijan, Aktivis Lingkungan Bereaksi
- 5 Langkah Utama untuk Capai Emisi Net Zero di Sektor Tenaga Listrik
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- APP Group Tegaskan Dukungan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di COP 29 Azerbaijan
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Pertamina Tegaskan Komitmen Transisi Energi Berkelanjutan Lewat ZRF Initiative