T20 Mengajak Dunia Kembali Fokus Menangani Perubahan Iklim
Di sisi lain, penghasil emisi karbondioksida terbesar adalah negara maju dan beberapa grup negara berpenghasilan menengah.
Namun, lanjut dia, di saat bersamaan beberapa negara masih menangani akses energi di negara-negara termiskin.
Terdapat sekitar 760 juta orang di dunia yang tidak memiliki listrik serta satu miliar orang tak memiliki akses ke listrik yang andal.
"Jadi, ini menjadi pertanyaan besar. Bagaimana kita bisa melakukannya dengan benar? Bagaimana kita bisa sampai di sana?” kata Mari.
Sementara, Lead Co-Chair T20 Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan dunia membutuhkan investasi terkait iklim sebesar USD 125 triliun untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050, jika mengutip data The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
"Ini termasuk investasi tahunan USD 32 triliun di enam sektor utama yang menyumbang sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) dunia tahun 2021," ungkapnya.
Keenam sektor yang dimaksud adalah listrik yang membutuhkan USD 16 triliun, transportasi USD 5,4 triliun, dan gedung USD 5,2 triliun.
Kemudian, sektor industri yang membutuhkan investasi USD 2,2 triliun, bahan bakar emisi rendah USD 1,5 triliun, serta agrikultur, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya sebanyak USD 1,5 triliun.
T20 atau Think 20 mengajak dunia kembali fokus menangani perubahan iklim. Perang Rusia dan Ukraina diharapkan tidak memengaruhi perubahan iklim.
- Indonesia Tunda Komitmen Iklim di COP 29 Azerbaijan, Aktivis Lingkungan Bereaksi
- 5 Langkah Utama untuk Capai Emisi Net Zero di Sektor Tenaga Listrik
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- APP Group Tegaskan Dukungan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di COP 29 Azerbaijan
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Pertamina Tegaskan Komitmen Transisi Energi Berkelanjutan Lewat ZRF Initiative