Tafsir Iqra
Oleh: Dahlan Iskan
Saya tanya mereka dari jurusan apa saja. Jawab mereka sama: jurusan tafsir Qu'ran.
"Sejak ada ilmu tafsir terjadilah kekacauan..," gurau saya menyambut para calon ahli tafsir itu.
Semuanya ikut tertawa. Salah satunya segera berubah wajah menjadi serius, lalu bertanya: kenapa begitu.
"Itu guyon," jawab saya. "Tetapi boleh juga Anda dalami apakah benar di zaman Nabi Muhammad dan di zaman sahabatnya belum ada ilmu tafsir. Dengan demikian saat itu orang menjalankan agama bukan berdasarkan tafsir salah satu ahli agama. Yang lalu bingung ketika ahli lain menafsirkan ayat yang sama dengan tafsir yang berbeda."
Maka diskusi pun berlangsung. Relevan dengan keilmuan mereka.
Daeng ikut bicara. Rumahnya sering untuk pertemuan warga Indonesia. Sering juga untuk diskusi para pemeluk agama yang berbeda.
Kadang pertemuan didahului dengan doa secara Islam. Daeng yang berdoa. Kadang secara Kristen. Pernah juga doa dipimpin oleh yang beragama Yahudi.
Nama lengkap Daeng: Mohamad Saleh Mude. Tidak usah ditebak orang mana: pasti Makassar. Istrinya pandai bakar ikan tetapi juga pandai bikin soto: pasti bukan Makassar. Dia campuran ibu Sunda ayah Tionghoa.