Tafsir Wapres untuk Nasib Sendiri
Oleh Dahlan Iskan
Waktu saya menjabat menteri pun sering sekali bertemu Kiai Ma’ruf Amin. Beliau menjadi anggota dewan pertimbangan presiden. Sering duduk bersama. Di sidang kabinet.
Di NU Kiai Ma’ruf dikenal sebagai ulama garis lurus. Prinsipnya: ‘tidak’ atau ‘ya’. Tidak ada prinsip ‘atau’.
Itu berbeda dengan ulama NU lainnya. Seperti Kiai Aqil Siradj. Yang berprinsip: di antara ‘ya’ atau ‘tidak’ ada kemungkinan ‘atau’.
Saya pernah menerbitkan koran di Mekah. Ketika masih muda dulu.
Saya minta dibantu dua mahasiswa S3. Yang asal Indonesia. Sebagai redaktur tamu. Yang lebih paham situasi Arab Saudi.
Yang satu: mahasiswa S3 asal Lombok. Namanya: Suwardi Al Ampenani.
Yang satu lagi: mahasiswa S3 asal Cirebon. Namanya: Said Aqil Siradj.
Setelah bermingu-minggu bergaul kami pun tahu. Keduanya ternyata berbeda sikap. Dalam hal keagamaan.
Di NU Kiai Ma’ruf dikenal sebagai ulama garis lurus. Prinsipnya: ‘tidak’ atau ‘ya’. Tidak ada prinsip ‘atau’. Itu berbeda dengan ulama NU lainnya.
- Prabowo Ucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru 2025
- Hasto Kristiyanto jadi Tersangka, Jokowi: Hehee...
- Perdana di Rezim Prabowo, Belasan Ribu Napi Dapat Remisi
- Hasto Tersangka Seminggu setelah Jokowi Dipecat PDIP, Apa Kaitannya?
- Bendungan Hasto
- Eddy Soeparno Bicara Peran Strategis Prabowo untuk Dunia Islam Saat Bertemu Sekjen OKI