Tahan Hadapi Krisis ala Abdi Dalem Keraton Jogja

Jatah Beras Sejempol, Bawa Pulang Hanya Tiga Butir

Tahan Hadapi Krisis ala Abdi Dalem Keraton Jogja
Tahan Hadapi Krisis ala Abdi Dalem Keraton Jogja
KIDUNG Tolak Bala karya Sunan Kalijaga itu lirih-lirih terdengar di pelataran bangsal Magangan. Malam itu Jumat Legi. Bangsal di gerbang belakang kompleks keraton di sebelah timur Pasar Ngasem, Jogja, tersebut sunyi. Beberapa orang berpakaian adat Jawa tampak duduk bersila di atas tikar pandan.

''Monggo lenggah, Mas. Wah, kok sampun dangu mboten pinarak (Silakan duduk Mas, kok sudah lama tidak berkunjung),'' ujar seorang abdi menyambut Jawa Pos. Seorang abdi dalem yang lain menuangkan teh panas dari poci ke dalam gelas.

Mereka adalah abdi dalem Magangan yang sedang bertugas jaga malam itu. ''Istilahnya caos bekti, sepuluh hari sekali berdasar hari pasaran Jawa,'' ujar Suratman Sastrominarjo, 60. Abdi dalem yang bergelar Lurah Yudowinagdo itu sudah 23 tahun mengabdikan diri di keraton.

Giliran berjaga dimulai sejak pukul 8 pagi hingga 8 pagi esoknya. Setiap setengah jam sekali mereka harus membunyikan lonceng di sudut barat bangsal sebagai penanda waktu.

Presiden sering mengingatkan agar rakyat hidup sederhana pada masa krisis. Bagi mereka yang tak biasa, imbauan SBY itu mungkin susah dijalani. Tapi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News