Tahan Hadapi Krisis ala Abdi Dalem Keraton Jogja

Jatah Beras Sejempol, Bawa Pulang Hanya Tiga Butir

Tahan Hadapi Krisis ala Abdi Dalem Keraton Jogja
Tahan Hadapi Krisis ala Abdi Dalem Keraton Jogja
Abdi dalem Magangan bekerja dengan jadwal yang rapi serta teratur. Jika seseorang mendapatkan sif (giliran jaga) Jumat Legi, dia harus siaga sampai sif Sabtu Wage datang menggantikan. ''Jadi, 24 jam penuh. Tidak tidur. Kalau tidur, itu bukan berjaga namanya,'' ujar Lurah Yudo lalu tersenyum. Malam itu, dia yang paling senior dari sisi kepangkatan.

Proses menjadi abdi dalem tidak mudah. Butuh ketekunan dan komitmen jangka panjang. Sejak berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 13 Maret 1755, abdi dalem telah hadir menjadi bagian dari pemerintahan raja-raja keraton.

Urutan kepangkatan paling bawah dalam struktur pemerintahan dalam keraton (diurut mulai bawah) adalah Jajar, Bekel Anem, Bekel Sepuh, Lurah, Kliwon, Wedana, Riya Bupati Anem, Bupati Anem, Bupati, Bupati Kliwon, dan Bupati Nayaka.''Tiap tingkat kepangkatan itu ditempuh selama lima tahun,'' ujar Lurah Yudo yang menjadi abdi dalem sejak 1985 itu.

Dalam lingkungan keraton ada sekitar 2.000 abdi dalem. Mereka dibagi menjadi dua. Yaitu, abdi dalem Punakawan dan Kaprajan. Abdi dalem Punakawan merupakan abdi yang memiliki tugas pokok harian di lingkungan keraton. Abdi dalem Kaprajan adalah abdi dalem yang berasal dari pegawai instansi pemerintah, baik yang sudah pensiun maupun yang masih bekerja. Lurah Yudo merupakan abdi dalem Punakawan.

Presiden sering mengingatkan agar rakyat hidup sederhana pada masa krisis. Bagi mereka yang tak biasa, imbauan SBY itu mungkin susah dijalani. Tapi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News