Tahanan Guantanamo Dipaksa Makan Lewat Hidung
Kamis, 16 Mei 2013 – 21:54 WIB
Sebelumnya, Feroz Abbasi, yang dibebaskan dari Guantanamo tanpa tuduhan, menggambarkan bagaimana ia disiksa secara psikologis oleh penjaga Guantanamo. "Untuk beberapa alasan pada malam yang sama Irak dibom Maret 2003, saya dipindah ke isolasi, dikurung, dan berada di sana selama dua tahun. Enam bulan di antaranya tanpa sinar matahari, "kata Feroz.
Clive Stafford Smith seorang pengacara HAM Inggris yang mewakili Sahker Aamer, narapidana Inggris terakhir di Guantanamo, mengatakan bahwa kondisi pengalaman kliennya lebih buruk daripada hukuman mati.
"Ketika seorang narapidana mengaku tidak melakukan apa yang dituduhkan maka enam orang berpakaian tertutup langsung memukulinya. Begitupula jika tahanan ingin sebotol air atau obat-obatan, maka enam orang tukang pukul itu lagi yang dikirim. Karenanya, para tahanan yang tengah mogok makan dan dipaksa makan melalui aneka alat itu merupakan penghinaan terakhir bagi tahanan," ujarnya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Clive, ada tiga tahap rasa sakit pemaksaan makanan oleh militer AS di Guantanamo.
GUANTANAMO--Aksi mogok makan yang berlangsung di kamp militer Guantanamo telah memasuki hari ke-100. Kondisi ini semakin menggerakkan komunitas dunia
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan