Tahlil Hari Ke-40, Beber Konsep Pluralisme Gus Dur
Minggu, 07 Februari 2010 – 04:24 WIB

Ratusan ummat muslim menghadiri acara mengenang 40 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid di Masjid Al Akbar, Surabaya, kemarin (6/2). (foto: Angger Bondan/Jawa Pos)
SURABAYA -- Kumandang salawat menggema di dalam Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) tadi malam (6/2). Lantunan pujian kepada Nabi Muhammad SAW itu mengiringi langkah ribuan jamaah yang berduyun-duyun mengikuti tahlil 40 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dia mengingatkan, ide pluralisme Gus Dur dibagi dua konsep. Pertama, pluralisme sosial atau kekeluargaan. Kedua, pluralisme agama. "Dua paham itu harus dibedakan secara tegas," ungkap Gus Solah.
Sebelum tahlilan, sekitar delapan ribu jamaah tersebut melantunkan surat Yasin terlebih dahulu. Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori memimpin pembacaan Yasin. Sedangkan acara tahlilan baru dimulai sekitar pukul 19.30 yang dipimpin Rais Syuriah PC NU Sidoarjo KH Rofiq Siroj.
Baca Juga:
Setelah tahlilan, KH Salahuddin Wahid alias Gus Solah mewakili keluarga Gus Dur memberikan sambutan. Selain menyampaikan terima kasih kepada peserta tahlilan, Gus Solah menyinggung konsep pluralisme yang selama ini dikampanyekan kakak kandungnya itu. "Jangan sampai orangnya sudah tidak ada, tetapi masih menjadi pro-kontra," tegas Gus Solah.
Baca Juga:
SURABAYA -- Kumandang salawat menggema di dalam Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) tadi malam (6/2). Lantunan pujian kepada Nabi Muhammad SAW itu mengiringi
BERITA TERKAIT
- Kasus Sengketa Lahan Berlarut, Haris Azhar Surati Kapolri
- Perkebunan jadi Tantangan & Peluang Penyuluh Pertanian Mewujudkan Swasembada Pangan
- Rapat Bareng Komisi IV, Menhut Singgung Perintah Prabowo dan Penertiban PBPH
- GSRI Umumkan Hasil Riset Terbaru Soal Program Makan Bergizi Gratis, Jangan Kaget
- Kasasi Ditolak MA, Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo Tetap Divonis 12 Tahun Penjara
- Usut Kasus Gratifikasi, KPK Periksa Pemeriksa Pajak di Kemenkeu