Tahta, Perjuangan dan Cinta Sultan Agung

Tahta, Perjuangan dan Cinta Sultan Agung
Jumpa pers jelang produksi film Sultan Agung di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/8). (Dedi Yondra/JawaPos.com)

Secara catatan, perjuangan sultan Agung di 1618 hingga 1627 memang jelas melawan VOC. Akan tetapi, pria yang sempat menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia namun tidak menyelesaikannya yang akhirnya mempelajari dunia film di Jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tak mau mengulangi sejarah.

Akan ada gimik-gimik seru yang bakal membuat pencinta film tanah air, khususnya generasi muda bakal tertarik menyaksikan film tersebut. ”Kalau di film ini protagonis orang Indonesia dan VOC antagonis, tetapi akan sangat kurang menarik kalau tidak ada abu-abunya. makanya kita ambil orang indonesia yang tidak mendukung voc,” katanya.

Oleh sebab itu, Hanung menyuguhkan cerita fiksi akan masyarakat pribumi yang tak mendukung kebijakan sang sultan dan lebih memilih sepaham dengan VOC. ”Karena saya takut kalau dibikin non fiksi, anak cucunya protes, walaupun aslinya ada, mereka ada yang dipenggal dan di hukum, tetapi untuk mengindari hal itu, kita fiksikan. Kita bikin romance, kalau orang belanda mereka kan sudah tau ini film,” jelasnya.

Seperti halnya film-film kolosal sebelumnya. Hanung memastikan film Sultan Agung dikemas secara wah. Tak hanya mengunakan CGI computer-generated imagery sebagai pendukung cerita. Beberapa lokasi yang masih menyisahkan sejarah sang sultan berikut bangunan yang menyerupai pada zamannya, yakni tahun 1618 akan digunakan. Salah satunya benteng Batavia dan benteng Rotterdam di Makassar . ”Dua benteng masih eksis dan cukup representatif,” katanya.

Selain Benteng Batavia dan Rotterdam. Hanung mengaku akan menjalani syuting di Jogja, Lampung dan Jakarta. Dimana dalam film tersebut akan menggunakan gajah sebagai salah satu kendaraan yang di gunakan Sultan. ”Kemungkinan kita lakukan dilampung karena disaana ada sekolah gajah,” tegasnya.

belon lagi tentara dan infatri darat. ”Kita sekarang lagi melakukan inventaris, terus ada kapal, ada sekiyatar seratus kapal,” paparnya.

Oleh karena itu hanung belum bisa memastikan kapan proses syuting film sultan agung mulai di kerjakan. Yang pasti, satu demi satu persiapan mulai dijalani bersama tim. ”Makanya saya belum bisa bicara kapan syuting. Karena kita nggak hanya menyiakan sejarah tetapi waktu,” tegasnya. (ash)


Sukses membuat film kolosal berjudul Soekarno Indonesia Merdeka, dan Kartini. Hanung Bramantyo kembali menyuguhkan karya terbarunya dengan konsep


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Indopos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News