Tahu Tempe Menghilang Di Pasar Tradisional

Tahu Tempe Menghilang Di Pasar Tradisional
Tahu Tempe Menghilang Di Pasar Tradisional
Bila kemarin Idris masih bisa menjual tahu dan tempe ke masyarakat, Idris belum mengetahui apakah selama tiga hari ke depan masih dapat berjualan tahu atau tidak. Ia pun akan menganggur selama tiga hari karena tidak diproduksinya tahu dan tempe oleh para perajin tahu.

“Kalau hari ini masih sisa, ya besok saya jual lagi. Tapi kalau habis, ya besok saya tidak berjualan alias menganggur sampai aksi mogok produksi tahu ini berakhir,” ujar Idris yang berharap hari Minggu sudah bisa berjualan kembali.

Hal yang sama juga dirasakan Maesaroh,64, yang menjual tahu tempe di Pasar Kosambi ini. Pada Selasa kemarin, Maesaroh juga hanya sedikit mendapatkan pasokan tahu. Ia hanya mendapatkan sebanyak 200 buah dari produsen tahu di Cibuntu. Jumlah tahu yang sedikit tersebut, ludes terjual dalam waktu yang cepat. “Saya hanya dapat 200 buah, itupun sisa produksi semalam, dan alhamdulillah langsung habis,” tukas Maesaroh yang menjual tahu tempe dari Cibuntu.

Seperti halnya Idris, Maesaroh pun juga tidak dapat berjualan bila para perajin tahu masih melakukan aksi mogok produksi tahu dan tempe. Ia sangat berharap bahwa aksi mogok ini jangan terlalu lama karena pasti merugikan siapa saja termasuk penjual tahu dan juga masyarakat. Pemerintah harus memberikan solusi dan membantu para perajin tahu dalam menetapkan harga tahu dan tempe di pasaran.   “Yah semoga lancar daan tidak mogok lagi. Kalau saya mah terima aja kalau harga tahu dan tempe naik, tapi jangan terlalu tinggi juga, soalnya yang penting saya bisa berjualan lagi,” kata Maesaroh.

BANDUNG – Aksi mogok produksi yang dilakukan para perajin tahu tempe dari Rabu(25/6) kemarin mulai terasa dampaknya. Ketersediaan tahu dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News