Tahukah Anda, Bung Karno Ternyata Wartawan?
Soeloeh Moeda Indonesia pun diterbitkan lagi pada bulan Mei 1932. Tahun itu juga Bung Karno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo) yang didirikan eks aktivis PNI, 1931.
Partindo lalu menerbitkan koran mingguan Fikiran Ra’jat. Slogannya; Kaoem Marhaen! Inilah Madjalah Kamoe!
Alamat redaksinya di Astana-Anjarweg Nomor 174, Bandung. Nama Soekarno bertengger di puncak sebagai pemimpin redaksi.
Nomor contoh Fikiran Ra’jat terbit pada 15 Juni 1932, sedangkan edisi pertamanya 1 Juli 1932.
Bung Karno menyebut, “Fikiran Ra’jat madjalah politik popoeler.”
Halaman muka majalah ini, senantiasa dihiasi karikatur Bung Karno yang kadang digambar sendiri olehnya. Kadang kiriman dari pembaca (lihat gambar).
Suratkabar ini tutup usia pada 1933, seiring ditangkap dan dibuangnya Bung Karno ke Ende, Nusa Tenggara. Begitu pula Soeloeh Indonesia Moeda.
Ketika Fikiran Ra’jat dibreidel, Kwee Kek Beng dari koran Sin Po dalam rubrik Djamblang Kotjok-nya menulis dengan gaya satir…
Sebelum membacakan naskah proklamasi dan menjadi Presiden Republik Indonesia, Soekarno lama menggeluti dunia jurnalistik. Bahkan pernah jadi pemimpin redaksi.
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Simak, Lomba Karya Jurnalistik Bertema Wajah Hukum Pemerintahan Baru
- Sah! Ariawan Kembali Pimpin Koordinatoriat Wartawan Parlemen
- HUT ke-47, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Lomba Karya Tulis Jurnalistik
- Ketua KWP Ariawan Harap UMKM Fest Jadi Wadah Promosi dan Publikasi Usaha Wartawan
- Kabinet Baru