Tahun Baru lewat Televisi

Namun tentu saja, 2014 akan menjadi tahun yang beda. Akhir tahun akan terdapat wajah-wajah baru di Istana Negara juga susunan menteri yang ditempatkan dari Lapangan Banteng hingga Monas.
Setelah lebih dari satu dekade Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengemudikan bangsa, Indonesia sedang mempersiapkan masa depan dari pemilihan umum nanti. Pengritik SBY sudah lama menghukum SBY karena keraguannya, keangkuhannya, dan sifat mementingkan diri sendiri, namun kita semua bakal merindukannya.
Beberapa bulan mendatang, tidak bisa dihindari lagi SBY sudah akan kehilangan kekuasaannya. Namun perlu kita ingat bahwa kehadiran dan kesetiannya telah membantu membawa Indonesia ke kondisi sekarang: stabil, demokrasi dan kesejahteraan yang merata.
Tanpa kerja keras SBY selama dekade terakhir, penggerebekan di Ciputat mungkin akan terasa menakutkan dan merusak perayaan malam tahun baru. Tembak-menembak masih ada, namun ia hanya diumpamakan editorial ‘side-bar’: penting tetapi tidak begitu sangat penting.
Tentu saja, SBY pernah gagal dalam hal-hal tertentu: pluralisme sebagai kebanggaan negara banyak diserang, korupsi belum padam –apalagi dalam partai politiknya sendiri, Demokrat, infrastruktur memadai dan manufaktur telah dikesampingkan dalam sebuah perkelahian yang tercela demi merebut dan memanfaatkan (dengan mengesampingkan lingkungan) sumber daya alam Indonesia yang besar.
Namun ingatlah satu hal ini, kalau bukan karena SBY dan caranya yang sedikit kaku, Indonesia tidak akan bisa kembali saling merangkul – dalam jumlah yang tidak sedikit hampir ribuan orang di seluruh penjuru Indonesia.
Malam Tahun Baru berikutnya kita rasa-rasanya harus berterima kasih secara khusus kepadanya.(***)
SELAMA lebih dari satu dekade hingga kini, saya selalu menikmati pergantian tahun baru di Ubud. Tahun lalu saya merayakannya di luar rumah atau mengundang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi