Tahun Ini KAI Rugi Rp 22 Miliar
Sabtu, 08 November 2008 – 01:49 WIB
JAKARTA – Kinerja positif PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang berhasil mencetak laba bersih dalam beberapa tahun terakhir, tidak bisa dipertahankan. Tahun ini, manajemen KAI memproyeksi perseroan bakal merugi hingga Rp 22 miliar. Dia mengatakan, proyek perbaikan tersebut antara lain meliputi unit kereta api beserta beberapa sarana pendukungnya. Perbaikan kereta api kelas eksekutif, lanjut dia, menyerap dana hingga Rp 240 miliar atau sekitar 30 persen dari total biaya. Sedangkan biaya perbaikan kereta api kelas ekonomi mencapai Rp 320 miliar atau sekitar 40 persen dari total biaya. ’’Sisanya untuk perbaikan sarana stasiun, perlintasan kereta, serta meningkatkan penghasilan awak kereta api,’’ katanya.
Direktur Keuangan PT KAI Achmad Kuntjoro mengatakan, kerugian tersebut diakibatkan banyaknya proyek perbaikan yang harus dikerjakan oleh KAI. ’’Karena itu, tahun ini kami minus,’’ ujarnya ketika ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jumat (7/11).
Dalam beberapa tahun terakhir, PT KAI memang mencatat rugi usaha atau rugi operasional karena harus menanggung public service obligation (PSO) angkutan. Namun, karena mendapat anggaran subsidi PSO, maka KAI berhasil mencetak laba bersih. Menurut Kuntjoro, sepanjang tahun 2008, persereoan memang harus melakukan perbaikan besar yang membutuhkan banyak biaya. Dana yang diperlukan untuk perbaikan tersebut mencapai Rp 800 miliar.
Baca Juga:
JAKARTA – Kinerja positif PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang berhasil mencetak laba bersih dalam beberapa tahun terakhir, tidak bisa dipertahankan.
BERITA TERKAIT
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- Menjelang Nataru, Satgas Pangan Polda Jabar Pastikan Tak Ada Hambatan Distribusi Pangan
- Libur Nataru, KAI Daop 2 Bandung Siapkan 54 Ribu Lembar Tiket KA Tambahan
- Hunian Urban Makin Diminati, Unit Apartemen PPK Kemayoran Jadi Pilihan Strategis
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit
- Ini Peran Bea Cukai dalam Mendukung Kinerja APBN Tetap On Track hingga November 2024